Jakarta, TAMBANG – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi bocoran terkait program hilirisasi yang akan dijalankan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo-Gibran. Kata Jokowi, program hilirisasi Prabowo-Gibran akan diperluas di luar komoditas mineral seperti hasil perkebunan, pertanian dan kelautan.
“Saya sudah berdiskusi panjang dengan Presiden terpilih, Pak Prabowo. Nanti beliau akan memulai hilirisasi di sektor pertanian, perkebunan, dan kelautan. Artinya, sektor pangan juga akan masuk dalam proses hilirisasi,” ungkap Jokowi usai meresmikan Injeksi Perdana Bijih Bauksit di SGAR milik PT Borneo Alumina Indonesia (BAI), di Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9).
Untuk mempercepat implementasi hilirisasi, Presiden Jokowi meminta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkolaborasi dengan swasta, baik nasional maupun internasional.
“Semua terbuka. Kerja sama dengan swasta dalam negeri oke, dengan swasta luar negeri juga oke. BUMN maupun swasta, semuanya. Masih banyak peluang yang bisa kita manfaatkan. Hilirisasi timah, hilirisasi batubara menjadi gas (Dimethyl Ether/DME) belum banyak dilakukan. Jadi, masih ada banyak ruang yang bisa kita garap,” lanjut Jokowi.
Proyek hilirisasi menjadi sangat penting dalam upaya pemerintah untuk mencapai kedaulatan ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada fluktuasi harga komoditas global. Jokowi menekankan bahwa hilirisasi tidak akan berhenti pada sektor mineral dan batu bara saja, tetapi juga akan diperluas ke sektor-sektor strategis lainnya, seperti pertanian, perkebunan, dan perikanan.
“Kita berharap tidak ada lagi ekspor bahan mentah. Semua harus diolah di dalam negeri. Nilai tambah harus tercipta di dalam negeri, dan lapangan pekerjaan juga ada di dalam negeri. Dan ini tidak berhenti hanya di sektor Minerba (mineral dan batu bara),” bebernya.
Presiden Joko Widodo Resmikan Injeksi Perdana Bijih Bauksit Di SGAR Mempawah
Hilirisasi sendiri program yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah suatu produk, baik itu hasil tambang seperti mineral dan batubara, maupun dari sektor lainnya seperti pertanian, perkebunan, dan perikanan. Dengan pengolahan di dalam negeri, nilai komoditas dapat melonjak signifikan.
Di sektor non-pertambangan, hilirisasi juga terbukti membawa hasil positif. Contohnya, di industri berbasis agro yang dikelola Kementerian Perindustrian, hilirisasi komoditas kelapa sawit menjadi produk turunan seperti oleofood complex (pangan dan nutrisi), oleochemical dan biomaterial (bahan kimia dan pembersih), serta bahan bakar nabati berbasis sawit seperti biodiesel, green diesel, green fuel, dan biomassa, telah meningkatkan nilai tambah hingga empat kali lipat.
Dengan pengembangan ini, diharapkan hilirisasi dapat menjadi motor penggerak baru dalam perekonomian Indonesia, menciptakan lebih banyak nilai di dalam negeri, dan membawa Indonesia menuju kemandirian ekonomi yang lebih kuat.