Jakarta, TAMBANG – Presiden Direktur (Presdir) PT Gag Nickel, Risono, mengaku optimis menghadapi tahun 2019 untuk sektor pertambangan nikel. Menurutnya, potensi nikel di tahun 2019 masih berpeluang untuk mencapai kenaikan harga. Tentu saja, khusus untuk Gag Nickel, masa depannya akan terus cerah.
Optimisme ini dikatakan Risono, melihat berkembangnya penggunaan energi di masa depan yang mulai menggunakan baterai lithium.
“Kalau bicara masa depan, Gag Nikel sangat cerah masa depannya di tahun 2019 nanti. Karena juga sekarang sudah optimalisasi penggunaan energi listrik terutama untuk kendaraan menggunakan batrai lithium. Pemerintah juga sudah memberikan dukungan penuh terhadap hal ini,” kata Risono, saat berbincang-bincang dengan tambang.co.id, Rabu sore (19/12).
Seperti diketahui, ada dua jenis bahan baku batrai litihium ini , yaitu dari Nikel, Mangan dan Cobalt (NMC), kemudian unsur nickel , cobalt dan alumina (NCA). Pada kedua jenis, nickel dan cobalt menjadi unsur utama yang akan digunakan membuat batrai lithium.
Unsur didalam Nikel itu sendiri, dibutuhkan nikel limonite sebagai bahan baku batrai. Gag Nikel yang beroperasi di Papua Barat ini, memiliki keunggulan di situ, sebagai salah satu pemilik limonite terbaik di Indonesia dengan kadar 0,1. Dengan menggunakan High Presure Acid Leaching (HPAL) maka limonite yang dimiliki Gag Nikel ini sangat cocok.
“Kalau kita bicara limonite, yang dimiliki Gag adalah yang terbaik di Indonesia. Kalau untuk saprolite kita masih kurang. Kita punya sudah di atas 0,1, sementara rata-rata standaranya adalah 0,5. Tapi yang 0,1 itu hanya ada di Gag dan Weda,” tutur Risono yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Operasi dan Perencanaan PT Antam Resourcindo.
Pria yang juga mantan Vice President Operation UBP Bauksit Tayan PT Antam TBk ini mengaku, untuk harga nikel akan kembali naik dalam waktu tidak akan lama.
“Saya yakin ke depan semakin cerah, dalam waktu sembilan bulan dalam perkiraan saya akan kembali normal dan naik. Gag Nikel juga, rencananya akan meningkatkan produksinya hingga 150 ribu ton per bulan di tahun 2019 nanti,” pungkas Risono.