Jakarta, TAMBANG – Kontraktor pertambangan PT Putra Perkasa Abadi (PPA) menargetkan pemindahan lapisan tanah penutup (overburden removal/OB) sebesar 420 juta bcm dan produksi batu bara (coal getting) sebesar 80 juta ton pada tahun 2025. Hal ini disampaikan oleh Presiden Direktur PPA, Joko Triraharjo.
“Tahun ini kita menargetkan 420 juta bcm dan 80 juta ton batu bara. Kita naik peringkat menjadi kontraktor tambang terbesar kedua di Indonesia,” ujar Joko Triraharjo saat ditemui di Jakarta, dilansir Senin (27/1).
Joko menjelaskan bahwa target OB tahun ini meningkat sebesar 90 juta bcm dibandingkan target tahun 2024, yang berkisar di angka 330 juta bcm. “Kenaikannya sebesar 90 juta bcm dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di kisaran 320–330 juta bcm,” jelasnya.
Menurut Joko, peningkatan target OB ini didorong oleh beberapa kontrak baru, termasuk kerja sama dengan PT Vale Indonesia Tbk (VALE), perusahaan tambang nikel multinasional. Dalam proyek tersebut, PPA menggarap blok Bahodopi yang berlokasi di Morowali, Sulawesi Tengah.
“Kenaikan ini disebabkan oleh adanya proyek baru. Salah satunya adalah PPA yang masuk sebagai kontraktor pertama di Vale, khususnya di proyek Bahodopi,” tambahnya.
Selain itu, PPA juga diminta untuk meningkatkan target OB oleh beberapa perusahaan tambang batu bara yang sudah menjadi klien tetap, seperti PT Indonesia Pratama, anak usaha PT Bayan Resources Tbk (Bayan), di Tabang, Kalimantan Timur, sebesar 30 juta bcm. Peningkatan serupa juga terjadi di PT Perkasa Inaka Kerta (PIK) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
“Tambahan lainnya berasal dari proyek di Tabang sebesar 30 juta bcm, lalu di PT Perkasa Inaka Kerta, dan PT Bukit Asam (PTBA), di mana kami diminta menambah target sekitar 36 juta bcm,” jelas Joko Triraharjo.