Jakarta-TAMBANG. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berupaya untuk meningkatkan daya mampu kelistrikan di Provinsi Kalimatan Selatan dan Kalimantan Tengah, dengan penambahan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) hingga 60 Megawatt (MW).
Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN, Djoko R Abumanan menuturkan tambahan tersebut diperoleh dari PLTU Pulau Pisau dengan daya terpasang 2 x 60 MW yang dibangun di Desa Buntoi, Kahayan Hilir, Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah. “Penambahan kapasitas tersebut saat ini masih dalam tahap pengujian,” ujarnya.
Saat ini salah satu unit pembangkit masih berada dalam tahap pengujian kehandalan operasi mesin, sebelum resmi dioperasikan pada awal Juli mendatang. Selanjutnya akan dilakukan proses pengujian yang sama untuk unit kedua.
Pasokan listrik dari PLTU Pulang Pisau ini akan disalurkan ke Sistem Kelistrikan Barito melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)150 kilo Volt (kV) Double Phi Connection yang memotong jalur Kuala Kapuas – Palangka Raya.
“Kami berharap pembangkit listrik tersebut bisa beroperasi dengan baik. Saat ini satu unit mesin sedang dalam masa uji coba ketahanan, meski demikian daya listrik yang dihasilkan sudah masuk sistem kelistrikan. Namun karena mesin baru jadi, masih mengalami baby syndrome dimana mesinnya kerap keluar masuk sistem,” jelas Djoko.
Pembangkit dengan nilai Rp1,9 triliun itu diklaim dapat memperkuat sistem kelistrikan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, dimana daya mampu kedua provinsi tersebut sebesar 486MW dengan beban puncak mencapai 485 MW. Dengan beroperasinya PLTU Pulang Pisau Unit 1 maka daya mampu meningkat menjadi 546 MW.
Selanjutnya akan bertambah seiring pengoperasian unit kedua PLTU ini. PLN juga telah menyiapkan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Bangkanai 155 MW yang terletak di Desa Karendan, Kecamatan Lahei, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah.
Saat ini, pembangunan transmisi 150 kV yang digunakan untuk menyalurkan listrik dari PLTMG Bangkanai ke Sistem Barito terus dilakukan, sehingga direncanakan masuk ke sistem kelistrikan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah pada akhir September.
Seperti diketahui, untuk meningkatkan rasio elektrifikasi daerah-daerah di Indonesia, Pemerintah dan PLN membangun pembangkit 35.000 MW. Sebanyak 19 pembangkit atau sekitar 2.058 MW akan dibangun di Pulau Kalimantan.
Pembangunan infrastruktur tersebut memerlukan waktu yang cukup panjang dan harus melawati tahap demi tahap, sehingga pada 3-4 tahun mendatang diharapkan proses konstruksi dapat rampung secara bersamaan.