Jakarta, TAMBANG – Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel 8, akan memulai konstruksi pada kuartal ketiga 2018. Teken kontrak sudah berlangsung pada awal April lalu.
“Kita awal April sudah tanda tangan Power Purchase Agreement (PPA) dengan Huadian Bukit Asam Power untuk membangun PLTU Mulut Tambang,” kata Direktur Utama PT Bukit Asam (PTBA), Arviyan Arifin dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (19/4).
Huadian Bukit Asam Power merupakan anak usaha PTBA yang sengaja dibentuk bersama China Huadian untuk menggarap proyek tersebut. Pembangkit berkekuatan 2×260 MW ini berada di Muara Enim. Rencananya, bulan Mei 2018, PLTU ini dijadwalkan masuk tahap financial closed.
Investasinya mencapai USD1,6 Miliar dengan skema pembiayaan equiry 25 persen dan debt 75 persen. Share PTBA mencapai 45 persen dan 55 persen dipegang China Huadian.
Proyek yang dibidik akan membutuhkan batu bara sebesar 5,4 juta ton ini, ditargetkan Commercial Operation Date (COD) pada 2021 untuk unit 1 dan 2022 untuk unit 2.
Arviyan menegaskan, pembangkit ini nantinya akan menjadi PLTU Mulut Tambang terbesar di Indonesia. Harga penjualan listriknya, akan menjadi yang paling murah.
“PLTU Mulut Tambang terbesar di Indonesia dengan penjualan listrik paling murah dari semua PLTU IPP di PLN,” beber Arviyan.