Beranda ENERGI Kelistrikan Black and Veatch Ditunjuk Sebagai Konsep Desain Pembangkit PLN

Black and Veatch Ditunjuk Sebagai Konsep Desain Pembangkit PLN

Jakarta-TAMBANG. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) tunjuk Black & Veatch untuk membantu pembangunan 50 pembangkit listrik baru dari sisi konsep desainnya. Adapun, desain konsep yang bakal ditangani oleh Black & Veatch adalah pembangkit listrik skala kecil dan menengah di seluruh Indonesia dengan total kapasitas mencapai 2 GW dan tersebar di wilayah Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara, Papua dan Sulawesi.

 

 

Beberapa konsep desain pembangkit yang dibuat Black & Veatch itu nantinya akan menggunakan sistem mobile atau dapat dipindah-pindah agar memberikan akses jaringan listrik bagi masyarakat di daerah terpencil. Tariq Aziz, Director of Energy Services for South Asia, Black & Veatch menerangkan, program ini merupakan salah satu bagian dari rencana pemerintah untuk mempercepat pembangunan pembangkit listrik 35 GW pada tahun 2019.

 

Dengan mengelompokkan proyek-proyek yang serupa, PLN dapat mempercepat penyelesaian sekitar 50 pembangkit listrik di berbagai lokasi. Walaupun pembangkit listrik ini memiliki ukuran, konfigurasi dan sistem operasi yang beragam, PLN akan tetap berusaha memaksimalkan desain yang sama, misalnya jenis teknologi, rentang ukuran, serta kemampuannya untuk dibawa atau dipindah-pindahkan (portabilitas).

 

“Kami bekerja dengan jadwal yang agresif untuk menyiapkan pengelompokan desain konsep bagi pembangkit ini. Hasilnya nanti dapat membantu PLN untuk masuk ke tahap pemasaran secara lebih cepat serta untuk memilih pemasok dan kontraktor yang lebih baik. Metode ini dapat mempersingkat jadwal perencanaan dan penyelesaian hingga beberapa bulan,” terang Tariq dalam keterangan persnya kepada Majalah TAMBANG, Rabu (29/7).

 

Saat ini program tersebut tengah berada di tahap ‘desain konsep’, dan Black & Veatch telah ditunjuk oleh PLN untuk menyediakan layanan teknikal (engineering services) untuk mempercepat prosesnya. Setelah tahap itu selesai barulah bisa diumumkan lokasi penempatan pembangkit-pembangkit listrik.

 

Dengan kisaran 5 hingga 100 MW (Megawatt), pembangkit kecil akan mulai menghasilkan listrik yang sangat dibutuhkan masyarakat mulai pertengahan tahun 2016 sementara pembangkit yang lebih besar ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2018.

 

Black & Veatch telah berkontribusi hingga hampir 15.000 MW dari kapasitas listrik yang ada diseluruh negeri baik dengan menjadi konsultan maupun sebagai penyedia layanan EPC (engineering, procurement, construction). Perusahaan itu berhasil menyelesaikan pembangunan pembangkit listrik di banyak daerah terpencil dan sulit di seluruh Indonesia, meliputi Jawa, Bali, Sumatra dan Kalimantan, di mana pengiriman peralatan utama harus menggunakan transportasi sungai dibandingkan jalan darat.

 

Jim Schnieders, Country Manager, Black & Veatch di Indonesia mengatakan, untuk menyediakan tenaga listrik di daerah terpencil tentunya memiliki banyak tantangan. Pembangkit listrik untuk keperluan ini biasanya menggunakan bahan bakar gabungan disel dan LNG (liquefied natural gas) karena kedua jenis bahan bakar tersebut lebih mudah diangkut baik melalui jalur laut atau darat dibandingkan dengan sumber bahan bakar tradisional lainnya.

 

Maka dari itu pembangkit-pembangkit tersebut memiliki turbin pembakaran dengan bahan bakar ganda (dual-fuel combustion turbines) dan mesin gas berbahan bakarganda (dual-fuel fired gas engine). Sejumlah pembangkit juga akan dibangun di atas tongkang atau truk untuk memudahkan relokasi dan fleksibilitas pasokan listrik. Solusi ini telah banyak digunakan di negara lain seperti Filipina.

 

“Kita tengah menjalani momen besar dalam sejarah Indonesia dan ada kesempatan nyata untuk membangun pondasi baru bagi pertumbuhan dan generasi mendatang. Sebagai perusahaan dengan sejarah panjang di Indonesia, kami merasa tersanjung dan bersemangat untuk dapat membantu pemerintah mewujudkan usahanya dalam mengembangkan daerah terpencil di Indonesia dengan menyediakan tenaga listrik,” tutur Jim.