Jakarta-TAMBANG. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) akan menambah kapasitas pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan total kapasitas lebih dari 2000 megawatt (MW) guna mendukung program 35.000 megawatt (MW).
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PLN, Nasri Sebayang mengatakan dengan rencana penambahan sebesar itu diperlukan banyak tenaga ahli dari sektor bendungan.
Berangkat dari kenyataan tersebut, perusahaan listrik plat merah tersebut bersama dengan Komite Nasional Indonesia untuk Bendungan Besar (KNI-BB) menyelenggarakan pertemuan para profesional dan praktisi yang bergerak di bidang pengembangan dan pengelolaan bendungan besar melalui Seminar Nasional Bendungan Besar dan Rapat Anggota Tahunan KNI–BB Tahun 2016 di Bandung, Rabu, 11 Mei 2016.
“Upaya sinergi dalam pemanfaatan teknologi dan kompetensi tenaga ahli anak bangsa dalam akselerasi pembangunan bendungan ini, juga merupakan salah satu bagian dalam upaya mengatasi besarnya tantangan dari era keterbukaan dan pasar bebas saat ini,” kata seperti dikutip dari siaran pers PLN, Kamis (12/5).
Menurut dia, di era sekarang ini Tidak dapat dipungkiri bahwa serbuan tenaga ahli dari luar Indonesia terkait pembangunan bendungan besar sangat masif. “Oleh karena itu, diperlukan kesiapan dari tenaga ahli Indonesia sendiri terkait bidang bendungan ini,” tambah Nasri.
Dalam waktu dekat, lanjutnya, pihak PLN juga berencana untuk mensertifikasi tenaga-tenaga ahlinya di bidang bendungan melalui KNI-BB. “Sertifikasi tenaga ahli oleh KNI-BB dapat juga menjadi standar baru dalam menilai dan memilih tenaga ahli yang sesuai kebutuhan pelaku usaha,” ujar Nasri.
Nasri menjelaskan, perseroan hingga saat ini telah berhasil memanfaatkan bendungan untuk tenaga listrik melalui PLTA dan telah berhasil menghasilkan total daya sekitar 4.200 MW untuk Indonesia. Kemudian di akhir tahun 2025, PLN merencanakan tambahan kapasitas dari PLTA sebesar 10.300 MW, yang sebagian besar juga akan dikembangkan oleh pengembang listrik swasta (IPP).
“Selain itu, pertumbuhan PLT Minihidro saat ini sudah mencapai 318 Proyek dengan daya total 1.646 MW, ditambah dengan rencana pembangunan 65 bendungan di Kementerian PUPR, menunjukkan bahwa tenaga ahli di bidang bendungan akan semakin diperlukan,” papar dia.
Disamping itu, lebih lanjut Nasri menjelaskkan, PLN sesuai dengan amanat Pemerinta dengan dukungan IPP, komitmen akan terus membangun PLTA. “Beberapa PLTA yang sedang dalam proses perencanaan dan pembangunan diantaranya adalah Sumatera : Bendungan PLTA Peusangan 1 dan 2 (86 MW), Bendungan PLTA Asahan 3 (174 MW), Bendungan PLTA Wampu (45 MW), Bendungan PLTA Batang Toru (510 MW), Bendungan PLTA Merangin (350 MW), dan Bendungan PLTA Semangka (56 MW),” ungkapnya.
Lalu, tuturnya, di Jawa Barat 2 unit Bendungan PLTA Cisokan dengan kapasitas 1.040 MW, Bendungan Serba Guna dan PLTA Jatigede (110 MW) serta Bendungan Rajamandala (47 MW), disamping itu ada juga di Sulawesi yaitu Bendungan PLTA Poso (195 MW), Bendungan PLTA Malea (90 MW), Bendungan PLTA Karama (150 MW) dan Bendungan PLTA Bonto Batu (45 MW). “Sedangkan Papua Bendungan PLTA Genyem (20 MW) dan PLTA Baliem (50 MW) serta berbagai bendungan untuk keperluan PLTA,” pungkasnya.