Jakarta-TAMBANG. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) terus mengambangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Mataloko, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT). Upaya itu dilakukan setelah melihat potensi panas bumi di daerah sekitar sumur panas bumi yang telah digali di Mataloko.
General Manager PLN wilayah NTT, Richard Safkaur menuturkan berdasarkan studi geosaint yang telah dilakukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), terdapat cadangan terduga 60 megawatt (MW) di sekitar sumur eksisting PLTP Mataloko. Dengan begitu, PLN akan segera mengkaji penemuan tersebut.
“Hal ini yang nantinya akan kami review terkait cadangan terduga tersebut,” ujar Richard pekan lalu.
Richard menuturkan PLTP Mataloko telah berhasil masuk ke sistem Bajawa sejak 2010 dan memberikan pasokan listrik sebesar 1×2,5 MW. Dari pasokan listrik tersebut, PLTP Mataloko menggunakan listrik sebesar 300 MW untuk pengoperasian internal.
Dengan SK Menteri ESDM No 4824 K/30/MEM/2015 artinya PLN berkewajiban untuk mengembangkan PLTP Mataloko. Rencananya PLN akan mengembangkan PLTP Mataloko dengan penambahan kapasitas 2 x 10 MW dan menargetkan pengerjaan rampung serta masuk sistem kelistrikan bajawa pada tahun 2019 mendatang.
Rencana pengembangan PLTP Mataloko ini disambut antusias oleh Bupati Ngada, Martianus Sae yang secara tegas berjanji untuk memberikan dukungan dan bantuan untuk PLN dalam proses pengerjaan pengembangan PLTP Mataloko.
“Kami sangat senang sekali dengan rencana pengembangan PLTP Mataloko, kami pastikan akan membantu dan mendukung PLN dalam proyek pengembangan tersebut, karena harapan kami cuma satu yakni wilayah kami ini terang benderang” ungkap Martianus.
Saat ini beban puncak di Ngada sebesar 5,5 MW pada malam hari yang disuplay dari PLTD Faobata dan PLTP Mataloko.
Selain itu PLN juga tengah membangun Gardu Induk transmisi 70 kV dari Labuan Bajo sampai Maumere, khusus untuk di daerah Ngada sendiri terdapat 50 tower transmisi yang sedang dikerjakan.
Jika seluruh pengerjaan transmisi dan Gardu Induk ini selesai maka pulau Flores akan memiliki sistem interkoneksi 70 kilovolt (kV).