Semarang – TAMBANG. Pembangunan pipa gas ruas Gresik-Semarang (Gresem) sepanjang 267 km telah mencapai 70%. Diharapkan rampung pada kuartal pertama tahun 2017.
“Proyek ini kita targetkan tersambung tahun 2017 dan kita sedang menyiapkan gasnya,” kata Dirjen Migas Kementeriam ESDM IGN Wiratmaja Puja disela-sela peninjauan pembangunan pipa Gresem di Tambak Lorok, Semarang dan Desa Sambung, Grobogan, Jumat (13/5) seperti yang dilansir oleh laman migas.esdm.go.id
Wiratmaja menjelaskan, realisasi pembangunan infrastruktur pipa Gresem masih sesuai dengan rencana. Namun ada sedikit kendala karena proyek ini semula akan mendapatkan pasokan gas dari Blok Cepu.
Lantaran pengembangan Blok Cepu mundur, maka pasokan gas baru tersedia tahun 2019, padahal pembangunan pipa Gresem selesai tahun 2017. Agar infrastruktur tetap dapat digunakan, saat ini Pemerintah tengah mencari sumber gas lain serta penggunanya.
Berdasarkan laporan kunjungan di lapangan, papar Wirat, permasalahan yang timbul dalam pembangunan pipa di Pulau Jawa adalah lahan dan masyarakat karena penduduknya sudah padat. Sebaliknya, pipa gas yang dibangun di daerah jarang penduduk, relatif lebih cepat selesai.
“Pembangunan memerlukan izin RT, RW dan masyarakat, itu menjadi tantangan tersendiri. Jadi ketika crossing sungai, jalan, irigasi, di situ tantangannya luar biasa karena Pulau Jawa sudah padat,” paparnya.
Meski menghadapi beberapa kendala, Pemerintah tetap berkomitmen membangun infrastruktur energi demi kemajuan masyarakat. Untuk itu, pemerintah daerah diharapkan dapat mendukung dengan cara mempermudah izin. Jangan sampai infrastruktur yang telah terbangun menjadi mubazir karena izin dari pemerintah daerah yang tak kunjung keluar.
Sementara itu mengenai rencana pembangunan, pipa Semarang-Cirebon, lelangnya telah dimenangkan oleh Rekayasa Industri (Rekind) dan hingga saat ini belum terbangun. Untuk itu, Pemerintah telah meminta PT Pertamina melalui anak perusahaannya, PT Pertagas, untuk berdiskusi atau bekerjasama dengan Rekind agar ruas ini dapat segera terbangun.
“Semarang-Cirebon kita harapkan tahun ini sudah ada kerja sama agar tahun depan sudah mulai dibangun. Dengan demikian, ruas Utara sudah tersambung. Nanti tinggal memikirkan ruas Selatan, seperti Jogja-Solo-Cilacap,” paparnya.
Dalam peninjauan pembangunan pipa ruas Gresem ini, Dirjen Migas didampingi oleh Dirut PT Pertamina Hulu Energi, Gunung Sardjono Adi serta Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis PT Pertamina Gas, Indra Setyawati.
Dalam kesempatan itu Indra menambahkan, Pertagas akan terus memprioritaskan pembangunan infrastruktur gas guna ikut berkontribusi dalam menjaga ketahanan energi nasional. “Pembangunan ruas pipa gas open access Gresik–Semarang ini bentuk kesungguhan kami, dan terus kami genjot pembangunannya,” ujar Indra.
Ruas pipa gas Gresem ini, menurut Indra, merupakan salah satu dari tiga ruas yang dilelang oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) pada tahun 2006. Ruas pipa transmisi gas baru ini dibangun sebagai jaminan penyediaan gas sepanjang pulau Jawa secara berkelanjutan.
“Di mana fokus utamanya adalah untuk mengalirkan gas dari wilayah Jawa Timur untuk memenuhi kebutuhan gas di wilayah Jawa Tengah,” ujarnya.
Pipa gas open access Gresik–Semarang dibangun oleh Pertagas sepanjang 267 km dengan kapasitas maksimal 500 MMSCFD dan diameter pipa sebesar 28 inchi.