Jakarta-TAMBANG. Salah satu BUMN energi, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) akan menyuntik dana sebesar US$ 250 juta atau sekitar Rp 3 triliun kepada PT Kalimantan Jawa Gas (Kalija). Dana tersebut bakal diberikan dalam bentuk pinjaman melalui anak usaha perseroan, PT Permata Graha.
Seluruh dana akan digunakan untuk pembangunan proyek jaringan pipa transmisi Kalimantan – Jawa Tahap I (Kepodang – Tambak Lorok). Pipa ini memiliki panjang sekitar 200 kilometer (km) dengan kapasitas angkut 200 MMSCFD.
Juru Bicara PGN Ridha Ababil mengatakan, suntikan dana kepada proyek Kalija merupakan komitmen yang tertuang dalam Facility Agreement pada 11 November 2014. Pihaknya berharap rencana tersebut dapat segera terealisasi.
“Kami menargetkan suntikan dana kepada Kalija bisa segera tersalurkan pada tahun ini. Namun, hal itu masih tergantung negosiasi dan perkembangan proyek selanjutnya,” kata Ridha seperti dikutip dari Beritasatu, Senin (24/11).
Saat ini sebanyak 80% saham proyek Kalija dikuasai oleh PGN. Sementara, sisa 20% dimiliki oleh PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) sebagai pemenang lelang tender pada 2006.
Pada tahap awal pembangunan pipa transmisi Kalija dapat menghubungkan sumber gas lapangan Kepodang di lepas pantai Jepara menuju ke pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Tambak Lorok di Semarang.
Kapasitas gas yang dialirkan dalam pipa Kalija I ditaksir mencapai 116 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Pembangunan ruas tahap pertama diharapkan selesai pada kuartal III–2015. Adapun pembangunan pipa transmisi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik di pulau Jawa dan Bali.
Selama Januari-September 2014, PGN mencatat pendapatan bersih sebesar US$ 2,5 miliar atau naik 14% dibandingkan periode sama tahun lalu US$ 2,2 miliar. Adapun laba bersih tercatat sebesar US$ 591,8 juta.
Manajemen PGN mengungkapkan, kenaikan pendapatan diperoleh dari peningkatan volume penjualan usaha distribusi sebesar 6,3% yakni dari 808 MMSCFD menjadi 859 MMSCFD pada kuartal III–2014.
Dari usaha transmisi, anak usaha perseroan yakni PT Transportasi Gas Indonesia mengalirkan gas sebesar 864 MMSCFD dibandingkan kuartal III–2013 yakni 867 MMSCFD.
Meski begitu, kondisi ekonomi global terutama penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) berpengaruh terhadap laba bersih dan pendapatan selisih kurs perseroan.
Penguatan memberikan keuntungan selisih kurs non cash (neto) sebesar US$ 15,8 juta atau turun dibandingkan dengan US$ 58,1 juta pada kuartal III – 2013.