Beranda Korporasi PGN Bangun Pipa Gas 1.685 Km Hingga 2019

PGN Bangun Pipa Gas 1.685 Km Hingga 2019

Jakarta-TAMBANG. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk berencana memperluas jaringan pipa gas bumi sekitar 1.685 kilometer (km) di tahun 2016 hingga 2019.

Infrastruktur pipa gas bumi yang dibangun sepanjang lebih dari 1.680 km tersebut di antaranya adalah proyek pipa transmisi open access Duri-Dumai-Medan, pipa transmisi open access Muara Bekasi-Semarang, pipa Distribusi Batam (Nagoya) WNTS-Pemping dan pipa distribusi gas bumi di wilayah eksisting dan daerah baru lainnya.

Direktur Utama PGN, Hendi Prio Santoso mengatakan selama setahun terakhir perseroan telah membangun pipa gas sepanjang 825 km. Proyek itu, katanya, menambah panjang pipa gas bumi PGN yang saat ini sudah lebih dari 6.971 km.

Pipa gas tersebut, lanjutnya, tersebar mulai dari pipa transmisi Grissik-Duri sepanjang 529 km, Grissik-Batam-Singapura 446,78 km, Kepodang-Tambak Lorok atau Kalija I sepanjang 207 km, SSWJ sepanjang 1.002 km, transmisi Medan 30 km dan lainnya.

Pipa lainnya adalah pipa distribusi PGN yang tersebar di berbagai daerah, mulai dari DKI Jakarta sepanjang 759 km, Bogor 616 km, Tangerang 403 km, Bekasi 330 km, Cirebon 389 km, Sidoarjo 313 km, Surabaya 493 km, Medan 627 km dan banyak lagi di daerah lainnya. Rencananya, pada 2019 total panjang pipa PGN menjadi 8.656 km.

“Dengan penambahan pipa tersebut dapat meningkatkan kemampuan pemanfaatan gas bumi sebanyak 1.902 juta kaki kubik per hari (MMscfd),” katanya, Senin (14/3).

Lebih lanjut, ujar Hendi, pemanfaatan gas bumi sebanyak 1.902 MMscfd itu dapat menciptakan penghematan sebesar Rp 110.9 triliun. Sementara, sepanjang 2015 penyaluran gas bumi PGN sebanyak 1.586 MMscfd, PGN bisa berhemat sekitar Rp88 triliun ke pelanggan PGN.

Hendi mengungkapkan, beberapa infrastruktur gas bumi yang dibangun sepanjang 2015 adalah perluasan jaringan gas bumi di DKI Jakarta, Bekasi, Cirebon, Pasuruan, Surabaya, Sidoarjo, Semarang, Medan, Batam dan daerah lainnya sepanjang lebih dari 500 km. Pipa gas tersebut dibangun antara lain untuk mendukung penyaluran gas bumi untuk rumah tangga.

“PGN memiliki Program Sayang Ibu, program ini bertujuan memperbanyak rumah menggunakan energi baik gas bumi. Mulai tahun ini hingga 2019 mendatang kami akan menambah 110.000 sambungan gas rumah tangga,” jelas Hendi.

Selain itu, PGN juga menyelesaikan pembangunan pipa transmisi gas bumi open access Kalimantan – Jawa (Kalija) I sepanjang lebih dari 200 km. Pipa gas Kalija I ini menghubungkan sumber gas Lapangan Kepodang di Laut Utara Jawa Tengah ke pembangkit listrik PLN Tambak Lorok.

Selain penambahan infrastruktur gas bumi berupa pipa, PGN juga akan menambah sebanyak 60 SPBG di berbagai daerah mulai DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Batam, Lampung, Riau, dan Sumatera Utara. Selain itu PGN juga berencana membangun Mini LNG system untuk Indonesia bagian tengah dan timur.

Penurunan harga minyak yang sedang terjadi saat ini, beber Hendi, merupakan momentum yang baik untuk menggenjot pembangunan infrastruktur. Pada saat harga minyak turun juga mempengaruhi harga-harga material seperti pipa gas yang harganya juga turun.

“Situasi yang terjadi di hulu migas yang melambat memberi waktu untuk persiapan di hilir untuk meningkatkan infrastruktur,” tutup Hendi.