TAMBANG, NEW DELHI. ESSAR POWER akan membelanjakan Rs 1.400 crore untuk mengimpor batu bara dari negara pemasok utama, yaitu Indonesia, Afrika Selatan, Australia, Mozambique, dan Rusia. 1 crore = Rs 10.000.000, atau setara dengan US$ 149.000, atau Rp 2,03 miliar. Dalam pernyataannya, sebagaimana dikutip The Economic Times of India, hari ini, Essar menyebutkan, untuk membeli batu bara, pihaknya sudah mengembangkan teknologi online yang terhubung dengan pemasok. Cara ini, menurut Kepala Eksekutif Essar, KVB Reddy, bisa menghemat biaya 7%.
Essar Power membeli lebih dari 3 juta ton batu bara tahun lalu, dengan biaya lebih dari Rs 1.100 crore, dengan cara langsung ke lokasi. ‘’Tahun ini kami akan membeli sekitar 4 juta ton dengan cara online, dengan nilai di atas Rs 1.400 crore,’’ lanjut Reddy.
Sistem pembelian secara elektroonik diluncurkan Oktober tahun lalu, oleh anak perusahaan Essar Power, Essar Power Gujarat Ltd, perusahaan yang memiliki dan mengoperasikan perusahaan pembangkit Salaya, di Kabupaten Jamnagar, negara bagian Gujarat. Sistem pembelian secara online dirancang agar bisa mengevaluasi kualitas batu bara dari negara yang berbeda-beda.
‘’Kami mampu membeli batu bara dengan kualitas panas yang berbeda-beda, dari berbagai negara, seperti Afrika Selatan, Indonesia, Australia, Mozambique, dan Rusia, dengan cara yang efisien. Kami bisa memangkas biaya hingga 7%. Ini penghematan besar bagi perusahaan,’’ kata Reddy.
Pembangkit Salaya dilaporkan bisa mendulang untung hingga Rs 35 crore pada 2015-2016, dibanding rugi sebesar Rs 684 crore pada tahun sebelumnya. Keuntungan ini berasal dari harga batu bara yang makin murah, serta meningkatnya efisiensi. Biaya operasional perusahaan diharapkan makin berkurang, dalam enam bulan ke depan, setelah beroperasinya sistem pembongkaran batu bara yang lebih efisien, antara lain dengan pemasangan conveyor belt.
Harga batu bara saat ini di kisaran $40 per ton, jauh lebih rendah ketimbang tahun 2012, ketika harga mencapai $100 per ton. Rendahnya harga, dan meningkatnya kebutuhan listrik di India, membuat Essar berani mematok untung bagi pembangkit yang selama ini merugi.