PERUSAHAAN produsen feronikel dari Cina, Virtue Dragon Nickel Industry, merencanakan untuk berinvestasi sebesar US$ 5 miliar (sekitar Rp 62,5 triliun) untuk mendirikan pabrik pengolahan dan pemurnian nikel, pembangkit listrik, dan pelabuhan.
Andrew Zhu, Presiden Direktur Virtue Dragon Nickel Industry, sebagaimana diberitakan situs investasi www.indonesia-investments.com mengatakan, lokasi pembangunan smelter itu terletak di Konawe, Sulawesi Tenggara, di atas lahan 500 hektare.
Pembangunan smelter itu dilaksanakan dalam tiga tahap. Fase pertama selesai pada akhir tahun 2015. Smelter pada tahap ini mampu menghasilkan feronikel sebesar 600.000 ton.
Pada fase dua, yakni tahun 2015-2017, produksi smelter akan bertambah menjadi 1,2 juta ton per tahun. Hasilnya akan dijual untuk domestik, dan sebagian diekspor ke Cina. Pada fase ketiga, kapasitas produksi smelter naik lagi menjadi 3 juta ton setahun, pada 2019. Fasilitas smelter itu akan didukung oleh pelabuhan dan pembangkit listrik berkapasitas 335 MW.
Imam Haryono, Direktur Jenderal Pembangunan Industri Regional Kementerian Perindusgrian mengatakan, pemerintah sangat mendukung pendirian smelter itu, karena sesuai dengan UU Nomor 4 Tahun 2009. Undang-undang Pertambangan Mineral dan Batu Bara itu melarang ekspor mineral yang tidak diolah lebih dahulu di dalam negeri.
Pelaksanaan pelarangan ekspor mineral itu dimulai Januari tahun ini. Fasilitas pengolahan domestik akan meningkatkan kesempatan kerja di dalam negeri.
Menteri Perindustrian menjelaskan, target investasi di industri manufaktur tahun 2015 ini mencapai US$ 21,6 miliar atau Rp 270 triliun, naik 28% dibanding 2014. Kementerian Perindustrian memperkirakan investasi di pengolahan mineral akan mencapai Rp 382 triliun, dalam beberapa tahun ke depan. Mineral yang diolah adalah logam dasar.
Lima perusahaan diperkirakan akan berinvestasi total Rp 99,2 triliun, untuk mendirikan tembaga katoda.
Delapan perusahaan baja merencanakan berinvestasi Rp 52,4 triliun, untuk membangun pabrik penghasil pig iron, baja gulung, dan baja galvanized. Lima perusahaan aluminium akan berinvestasi total Rp 108 triliun. Delapan perusahaan lainnya berinvestasi Rp 123 triliun, untuk menghasilkan feronikel, nikel mate, dan nickel pig iron.
sebaiknya secepatnya pabrik di bangun mengingat semakin banyak pengangguran sejak di berlakukanya pelarangan export,sekian juta orang menganggur,harap pemerinta segra cari sulusi jangan sampai rakyat mati kelaparan dan semakin bertambanya angka pengangguran akibat pelarangan expoert