Beranda Komoditi Perubahan Politik Filipina Pengaruhi Ekspor Nikel ke Cina

Perubahan Politik Filipina Pengaruhi Ekspor Nikel ke Cina

Pengapalan bijih nikel ke Cina. Sumber foto:psem.ph

TAMBANG, MANILA-BEIJING. PENGAPALAN bijih nikel dari Filipina terganggu oleh terpilihnya presiden Filipina yang baru, Rodrigo Duterte. Rodrigo Duterte mengangkat aktivis anti-pertambangan untuk memimpin Kementerian Lingkungan Hidup. Penunjukannya diperkirakan akan mengganggu pengapalan bijih nikel ke Cina.

 

Keprihatinan bahwa pemerintah baru akan membatasi ekspor nikel mentah mendongkrak harga nikel di Bursa Logam Londan, kemarin. Analis dari ANZ Bank dalam suratnya kepada klien menyebutkan, harga nikel mentah naik 0,4%, Rabu lalu.

 

Kamis pekan lalu, harga nikel di Bursa Shanghai sempat turun 0,7% menjadi $9.165 per ton, setelah Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan Amerika Serikat.

 

‘’Kelihatannya kita akan segera melihat penutupan tambang-tambang kecil akan ditutup,’’ kata Sam Xia, analis pada China Merchants Futures Ltd. ‘’Ini akan membuat berkurangnya bijih nikel yang diekspor berkurang, termasuk yang ke Cina,’’ lanjutnya.

 

Filipina menjadi pemasok utama nikel ke Cina setelah Indonesia melarang ekspor mineral mentah sejak Januari 2014, demi meningkatkan industri pengolahan di dalam negeri.

 

 

Duterte, yang bakal segera menjabat mulai 30 Juni dalam sebuah pertemuan di Manila mengatakan, dia akan meninjau seluruh izin tambang. Duterte menunjuk keruwetan yang terjadi di Surigao, provinsi penghasil bahan tambang, yang selama ini menjadi sumber utama nikel yang diekspor ke Cina.

 

 

Regina “Gina” Lopez, 61, Managing Director ABS-CBN Lingkod Kapamilya Foundation Inc ditunjuk Duterte sebagai menteri lingkungan. Ia dikenal kritis terhadap perilaku perusahaan tambang. Dalam wawancara dengan kanal berita ABS-CBN, Selasa lalu, ia mengatakan tidak menyukai industri pertambangan karena industri ini merusak lingkungan dan membuat kaum miskin makin menderita.

 

 

Naiknya Lopez membuat harga saham perusahaan tambang, termasuk perusahaan terbesar nikel, Nickel Asia Corp,  tenggelam. Nickel Asia dimiliki, antara lain, oleh raksasa Jepang, Sumitomo.

 

 

Impor nikel dari Filipina naik menjadi 3 juta ton, Mei lalu. Ini impor tertinggi dalam tujuh bulan terakhir. Ini juga merupakan 97% dari total impor nikel oleh Cina.