Labuan Bajo, TAMBANG – PT Pertamina (Persero) tempuh jalur alternatif melalui laut untuk menyalurkan BBM ke lokasi longsor di Cekonobo, Desa Culu, sekitar 16 KM arah Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Sebanyak empat mobil tanki pun akhirnya menempuh jalur alternatif dengan total perjalanan hingga 9 jam, termasuk delapan jam di laut. Padahal, pada kondisi normal, perjalanan memasok BBM ke daerah tersebut hanya sekitar lima jam melalui darat.
Pada kondisi normal, BBM untuk Labuan Bajo dipasok melalui Terminal BBM Reo yang masih berada dalam satu daratan Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur meskipun berbeda Kabupaten. Namun karena terputusnya jalur akses kesana, maka BBM dipasok dari Terminal BBM Bima yang berada pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Unit Manager Communication, Relations & CSR Jatimbalinus Rustam Aji menjelaskan, keempat mobil tanki tersebut membawa beberapa jenis BBM untuk kebutuhan di daerah terdampak. Tiga mobil dengan double kompartemen membawa Premium sebanyak 24 KL dan Biosolar sebanyak 24 KL. Sementara satu mobil lainnya membawa Minyak Tanah sebanyak 5 KL.
“Keempat mobil tanki ini berangkat pada Jumat malam melalui Pelabuhan ASDP Bima sekitar pukul 22.00 WITA dan telah tiba pada sekitar pukul 06.00 WITA di Pelabuhan ASDP Labuan Bajo. Dan langsung bisa melayani SPBU Sabtu pagi ini,” kata Rustam Aji, dalam keterangan resminya, Senin (11/3).
Rustam menambahkan, kebutuhan BBM untuk masyarakat di Labuan Bajo, dilayani melalui 3 (tiga) SPBU di daerah tersebut, yaitu SPBU 54.865.02, SPBU 54.865.06, dan SPBU 54.865.01, dengan penyaluran rata-rata harian untuk Gasoline (bensin) sebesar 48 KL (kilo liter) dan Gasoil (Diesel) sebesar 32 KL. Sementara kebutuhan rata-rata Avtur untuk memenuhi kebutuhan penerbangan di Bandara Komodo sebesar 15 KL/hari.
“Saat ini, stok BBM dalam kondisi yang aman dan kami akan terus menggunakan beberapa upaya terbaik untuk tetap memasok ke daerah terdampak,” tambah Rustam.