Jakarta, TAMBANG – PT Pertamina memenangkan lelang dua dari empat blok terminasi di 2019. Kedua blok tersebut memang menjadi incaran Pertamina dalam proposal yang diajukan, karena dianggap paling potensial.
Kedua blok yang dipilih Pertamina tersebut ialah Blok Jambi dengan tingkat produksi minyak terbesar yaitu 3.706 barel per hari pada 2017. Kemudian, Blok Raja/Pendopo yang produksinya di bawah 2000 barel per hari.
“Kita sadari produksi Pertamina harus lebih agresif. Yang dua lagi, yang kecil kami memang tidak mengajukan. Karena dengan resources yang kami miliki dengan target agresif up stream, kami harus memilih. Kita perlu prioritas juga,” kata Plt Direktur Pertamina, Nicke Widyawati saat konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (11/5).
Dengan mengelola blok tersebut, Pertamina bisa berkontribusi menyumbang 36-40 persen suplai Migas nasional. Meningkat dari sebelumnya yang hanya 20 persen saja.
Sementara Blok yang diberikan kepada kontraktor lama atau eksisting ialah Blok Seram Non-Bula dan Blok Bula. Keduanya sama-sama berproduksi di bawah 2000 barel per hari.
“WK (Wilayah Kerja/Blok) Bula (dikelola) oleh Kalrez Petroleum (Seram) Ltd dan WK Seram-Non Bula (dikelola) oleh Citic Seram Energy Limited,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas), Djoko Siswanto.
Asal tahu saja, 4 Blok terminasi ini dilelang dengan menggunakan skema Gross Split. Berikut ini rincian bonus tanda tangan dan komitmen pasti dari masing-masing blok :
- Jambi Merang (PT Pertamina Hulu Energi Jambu Merang), bonus tanda tangan USD17,29 juta, nilai investasi komitmen kerja pasti USD239,3 juta.
- Raja/Pendopo (PT Pertamina Hulu Energi Raja Tempirai), bonus tanda tangan USD1 juta, nilai investasi komitmen kerja pasti USD15,55 juta.
- Bula (Kalrez Petroleum Ltd), bonus tanda USD1 juta, nilai investasi komitmen kerja pasti USD5,25 juta.
- Seram Non-Bula (CITIC Seram Energy Limited), bonus tanda tangan USD1 juta, nilai investasi komitmen kerja pasti USD48,89 juta.