Jakarta, TAMBANG – Di saat sejumlah negara masih memberi sanksi terhadap Rusia, PT Pertamina Persero malah berencana membeli minyak mentah murah dari negeri berjuluk beruang merah tersebut. Hal ini diungkapkan langsung oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI.
“Di tengah situasi geopolitik, kita melihat ada opportunity untuk membeli minyak Rusia dengan harga yang baik. Pak Taufik (Dirut PT KPI) sudah melakukan approach untuk itu” ungkap Nicke dalam RDP, Dikutip Selasa (29/3).
Nicke kemudian menyatakan bahwa dirinya sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Bank Indonesia (BI) untuk aksi korporasinya ini. Dia menyampaikan bahwa pembelian minyak murni urusan bisnis, tidak ada unsur politik sama sekali.
“Untuk masalah ini, secara politis tidak ada maslah sepanjang perusahaan yang kami deal ini tidak terkena sanksi,” ungkapnya.
Menurutnya, saat ini Pertamina sedang menyelesaikan revamping kilang Balongan Indramayu yang ditaksir rampung bulan Mei tahun ini. Hal tersebut membuat Pertamina menjadi leluasa untuk menerima beragam minyak mentah, termasuk minyak dari Rusia.
“Dengan revamping ini, salah satunya yang selesai Mei 2022 kilang Balongan, maka Balongan lebih terbuka, lebih fleksible untuk menggunakan crude apapun,” imbuhnya.
Pembelian minyak mentah dari Rusia sebelumnya sudah dilakukan oleh sejumlah negara seperti India dan China. India sendiri per akhir Februari sudah membeli minyak sebesar 13 juta barel melalui tiga perusahaan yakni Oil Corp, Hindustan Petroleum dan Nayara Energy.
Sementara China, memutuskan membeli minyak dari Rusia secara diam-diam. Sejumlah trader lebih memilih bertransaksi secara pribadi dengan para penjual dibanding dilakukan secara terbuka sebagaimana dilakukan India.