Perkuat Sistem Kelistrikan Bali,PLN Bangun Jaringan SUTT Celukan Bawang
Jakarta-TAMBANG- Untuk meningkatkan kehandalan sistem kelistrikan di Provinsi Bali, PLN telah membangun Kabel Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilo Volt (kV) Celukan Bawang. SUTT Celukan Bawang menyalurkan pasokan listrik dari pembangkit listrik Celukan Bawang dengan daya mampu hingga 380 MegaWatt (MW) kedalam sistem interkoneksi listrik Jawa-Bali.
Keberadaan SUTT 150 kV Celukan Bawang ini sangat vital untuk menjaga keberlangsungan penyaluran listrik dari PLTU Celukan Bawang ke Gardu Induk. Berbeda dengan Jawa yang sudah menggunakan sistem jaringan interkoneksi 500 kV, di Bali sistem interkoneksi masih menggunakan 150 kV.
Sehingga apabila terjadi gangguan pada jaringan 150 kV ini, maka daya yang dihasilkan pembangkit tidak dapat disalurkan untuk melayani beban atau pelanggan sehingga terjadi kekurangan pasokan daya listrik.
“Keberadaan SUTT 150 kV Celukan Bawang ini sangat penting untuk menyalurkan listrik dari pembangkit terbesar di Bali yakni Celukan Bawang,” demikian disampaikan Agung Murdifi, Plt. Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN, dalam siaran pers hari ini (Selasa,16/02).
lebih lanjut ia mengatakan, pembangunan jaringan SUTT 150kV yang dibangun PLN, sudah memenuhi ketentuan perundang-undangan dan standar kesehatan International WHO, baik mengenai tinggi tower maupun ruang bebasnya sehingga dipastikan tidak berbahaya bagi lingkungan.
Di samping itu pada saat jaringan tersebut sudah beroperasi dan menyalurkan tenaga listrik, PLN juga selalu melakukan pemeliharaan secara rutin guna menjaga keandalan dan keamanan pengoperasiannya. Dengan demikian tidak benar anggapan dari sebagian masyarakat bahwa bahwa medan magnet dan medan listrik yang timbul di bawah jaringan membahayakan kesehatan dan lingkungan.
“Pembangunannya sudah kami sesuaikan dengan standart keamanan perundang-undangan dan juga standart kesehatan International WHO , sehingga bisa dipastikan aman bagi warga yang tinggal dibawah SUTT, selain itu PLN juga sangat konsern terhadap warga sehingga setiap detil aspek keselamatan dan kesehatan bagi warga sekitar selalu diperhatikan,” imbuhnya.
Sistem Kelistrikan di Bali memiliki daya mampu sekitar 950 MW, yang disuplai dari pembangkit PLN Gilimanuk, Pesanggaran dan Pemaron dengan total 570 MW ditambah suplai dari PLTU IPP Celukan Bawang sekitar 380 MW. Beban puncak sistem pada malam hari sekitar 800 MW sehingga masih ada surplus sekitar 150 MW. Walaupun daya mampu saat ini masih surplus, namun untuk menjaga keandalannya sistem Bali saat ini masih disuplai dari Jawa melalui Kabel Laut.
Dengan telah beroperasinya PLTU Celukan Bawang 380 MW berbahan bakar batu bara, pembangkit lain yang menggunakan bahan bakar minyak diposisikan sebagai cadangan karena biaya operasinya sangat mahal.
Oleh karenanya, beroperasinya PLTU Celukan Bawang sangat penting pada sistem kelistrikan Bali untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi listrik dan sangatlah strategis terhadap pemenuhan pasokan daya listrik di Provisi Bali.
“Mengingat Provinsi Bali merupakan tujuan wisata dan mendapatkan peringkat nomor 2 untuk tujuan wisata dunia,keandalan listrik dan suplai listrik yang mencukupi sangat berpengaruh besar untuk mendukung potensi Pariwisata” tambah Agung