Jakarta,TAMBANG, Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) tengah melakukan kajian pemanfaatan lahan bekas tambang untuk ekonomi berkelanjutan. Untuk saat ini PERHAPI akan fokus di Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur.
“Untuk tahap awal ini kami akan melakukannya dalam skala kecil yakni di Kabupaten Kutai Kartanegara. Meski demikian daerah ini punya posisi yang sangat strategis. Selain sebagai kabupaten dengan jumlah IUP terbesar tetapi juga merupakan kabupaten yang dekat dengan area Ibu Kota Negara (IKN),”terang Ketua Umum PERHAPI Rizal Kasli di Samarinda (23/3).
Dalam kaitan dengan itu PERHAPI menggandeng dua Universitas dan Forum Kepala Teknik Tambang (KTT) Kalimantan Timur. Setelah sebelumnya menggandeng Institute Teknologi Bandung (ITB), kali ini PERHAPI menandatangani kerjasama dengan Universitas Mulawarman (Unmul) dan Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) . Acara ini dilakukan di Samarinda pada Rabu (23/1)
“Kami sungguh sadar bahwa kolaborasi menjadi sangat penting untuk secara bersama-sama melakukan kajian dan juga mewujudkan rencana besar ini. Kita mulai dengan Kabupaten Kutai Kertanegara yang nanti akan digabung dengan Museum Peradaban Pertambangan,”tandas Rizal.
Rizal menambahkan bahwa kajian ini dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki citra industri pertambangan yang selama ini dinilai sebagai perusak lingkungan. “Meski secara fakta bahwa ada kerusakan lingkungan dan itu dilakukan oleh PETI namun sesungguhnya sudah banyak perusahaan tambang yang patuh pada aturan termasuk aturan terkait tata kelola lingkungan,”terang Rizal.
Selain itu menurut Rizal dengan ditetapkannya IKN di Propinsi Kalimantan Timur maka posisi daerah ini ke depan akan semakin penting. Sehingga konsep ekonomi berkelanjutan ini nantinya akan diarahkan selain memberi manfaat berkelanjutan pada masyarakat lingkar tambang tetapi juga mendukung keberadaan IKN.
Di kesempatan itu Budi Faisal dari Satgas Pemanfaatan Lahan Berkas Tambang Untuk Ekonomi Berkelanjutan menyampaikan konsep kawasan ekonomi berkelanjutan di lahan bekas tambang yang dikaitkan dengan kegiatan pariwisata.
“Agar kawasan bekas tambang bisa dikaitkan dengan kawasan wisata. Jadi selain memenuhi aturan terkait lahan bekas tambang, juga dikaitkan dengan kawasan wisata yang mendukung daerah pasca tambang,”terang Budi.
Setelah berkeliling ke beberapa lokasi tambang, Budi menyebutkan bahwa hampir semua perusahaan sudah berusaha maksimal untuk memenuhi atura terkait lahan bekas tambang. Namun Ia juga melihat ada potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata sebagai bagian dari upaya mewujudkan ekonomi berkelanjutan.
“Untuk itu yang sekarang dibutuhkan adalah kolaborasi antara perusahaan agar terintegrasi menjadi sebuah kawasan. Sehingga nantinya terbentuk sebuah ekosistem sebagai sebuah kawasan pariwisata,”terang Budi.
Budi kemudian menampilkan beberapa contoh kawasan bekas tambang yang kini menjadi destinasi wisata. Selain aspek keindahan yang ditampilkan, kehadiran kawasan wisata di lahan bekas tambang ini juga menjadi pusat perekonomian.
Sementara Rektor Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) Prof. Ince Raden mengaku bangga diajak bekerja sama dalam upaya bersama membangun ekonomi berkelanjutan di Kutai Kertanegara. “Sebagai Pimpinan, saya bangga meski selama ini sudah banyak terlibat dalam diskusi terkait dengan hal ini. Ini akan menjadi tujuan kita bersama. Kukar sangat kaya dengan pertambangan batu bara. Hampir 25% areanya dimanfaatkan untuk kgiatan usaha pertambangan batu bara,”pungkas Prof Ince.
Ia pun sepakat bahwa ini merupakan pekerjaan yang harus dilakukan bersama. Dalam rencana pembangunan jangka menengah dan jangka panjang Kabupaten Kukar pun telah mencantumkan upaya tranformasi ekonomi menuju ekonomi berkelanjutan.