Jakarta, TAMBANG – Dalam rangka meningkatkan nilai tambah di sektor pertambangan mineral, pemerintah terus menggenjot pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) untuk hilirisasi. Sebanyak 32 smelter ditargetkan rampung pada tahun ini.
“Pada tahun 2023, ditargetkan 32 smelter dapat selesai dengan 12 smelter terintegrasi dengan tambang dan 20 smelter independen atau stand allone,” kata Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Pertambangan Mineral dan Batu Bara, Irwandy Arif dalam Energy and Mining Outlook 2023, di Jakarta, Kamis (23/2).
Kata dia, saat ini terdapat 21 smelter yang tengah dibangun di mana 5 merupakan smelter terintegrasi langsung dengan pertambangan, sementara 16 smelter lainnya merupakan smelter independen. Menurut Irwandy, kebanyakan smelter yang dibangun diperuntukan hilirisasi nikel.
“Saat ini telah dibangun 21 smelter 5 terintegrasi dan 16 stand allone yang mayoritas merupakan smelter nikel,” jelasnya.
Irwandy berharap semua pihak mendukung program tersebut demi mewujudkan kemandirian energi dan hilirisasi serta memberikan kontribusi ekonomi bagi negara.
“Diharapkan dengan melaksanakan program tersebut dan dukungan dari semua pihak dalam eksosistem pentahelix kemandirian energi dan hilirisasi tambang dapat diwujudkan guna memberikan kontribusi yang maksimal bagi pembangunan ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menyampaikan bahwa sejauh ini Indonesia sudah memiliki 91 smelter, 48 smelter sudah menjalankan operasi. Sementara sisanya masih proses feasibility study dan konstruksi.
“Terdapat 91 smelter di Indonesia dengan perincian 48 telah beroperasi dan lainnya dalam tahap feasibility study atau konstrksi. Sedangkan dari lokasi smelter, smelter terbanyak berada di Provinsi Sulteng sebanyak 25 smelter,” ujar agus dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (15/2).
Kata Agus, Provinsi Sulawesi Tengah menjadi daerah yang memiliki smelter terbanyak mencapai 25 smelter.
“Sedangkan dari lokasi smelter, smelter terbanyak berada di Provinsi Sulteng sebanyak 25 smelter. Provinsi Maluku 22 smelter, Sultra 12, Kalbar 10, dan lainnya 34 smelter terletak di berbagia provinsi seluruh Indonesia,” imbuhya.
Agus kemudian menjelaskan bahwa 48 smelter yang telah beroperasi merupakan smelter yang mengolah 4 komoditas utama yaitu nikel, besi baja, tembaga dan alumunium.