JAKARTA-NEW DELHI, TAMBANG. PEMILIK konglomerasi India, Reliance Group, Anil Ambani, memutuskan untuk menjual tiga tambangnya di Indonesia. Luas tambangnya 40.000 hektare, dengan cadangan 2 miliar ton. Reliance Power membeli tambang itu pada 2008, dan merencanakan untuk berinvestasi lagi US$ 500 juta untuk mengembangkan tambang itu.
Koran The Hindu, dalam terbitannya kemarin memberitakan, transaksi penglepasan tambang itu diharapkan selesai tahun ini. Salah satu alasannya, India telah memutuskan untuk menggandakan produksi batu baranya. Di samping itu, harga batu bara yang jatuh membuat investasi di luar negeri itu tak menarik lagi. Ketika tambang itu dibeli pada 2008, harga batu bara memang tengah menuju naik.
Tak hanya Reliance Power yang berencana melepas tambangnya di luar negeri. Gautam Adani, pemimpin grup Adani, mengakuisisi Linc Energy, perusahaan tambang batu bara di Queensland, Australia, pada Agustus 2010, dengan harga US$ 2,72 miliar. Adani jug aharus membayar US$ 2 miliar tunai untuk membeli hak pemakaian pelabuhan Abbot Point, untuk pengiriman batu bara.
Adani juga berancana berinvestasi US$ 10 miliar lagi untuk mengembangkan pelabuhan, rel kereta api, tambang, dan infrastruktur pendukung lain. Meski berbagai proyek itu mendapat tentangan dari aktivis lingkungan, Adani maju terus. Ketika itu investasinya memang terhitung sangat menggiurkan.
Kini, investasi raksasa itu dipertanyakan setelah harga batu bara dari Australia menukik jatuh, mencapai titik terendah dalam delapan tahun terakhir. Dan pemerintah India tengah berusaha keras menambah porsi pembangkit listrik dari sinar surya, angin, dan energi terbarukan lainnya.
Foto: Warga India menambang batu bara. Sumber: www.danielberehulak.com