Jakarta-TAMBANG. Pertamina sebagai sebuah entitas bisnis harusnya bebas intervensi dari pihak luar. Termasuk terkait adanya surat Setya Novanto kepada Dirut Pertamina tgl 17 Oktober 2015. Surat ini sebelumnya sudah dibantah dan dinyatakan palsu oleh Kabag TU Pimpinan DPR RI. Jika demikian maka direksi Pertamina juga harus berani menolak pesan surat tersebut.
Ferdinan Hutahean dari Energy Watch Indonesia meminta Pertamina untuk turut mendukung segala upaya Pemerintah dalam pembersihan mafia migas dan pemburu rente. Salah satunya dalam bentuk intervensi dengan menggunakan kekuatan politik.
“Intervensi dari pihak manapun bisa saja terjadi dalam berbagai cara misalnya mengancam untuk melaporkan adanya dugaan permainan direksi pertamina dalam bentuk aksi demo dan lain-lain yang tujuan bisa saja untuk kepentingan tertentu”,kata Ferdinan. Semua itu harus dilawan agar Pertamina bisa berkembang dan menjadi perusahaan migas kelas dunia.
Ia sangat mengapresiasi Direksi dan seluruh pekerja Pertamina yang telah bekerja keras sehingga meski sedang menghadapi tantangan karena harga minyak dunia yang anjlok masih membukukan kinerja positf.
“Di saat perusahaan migas lainnya rugi dan bahkan merumahkan karyawannya, Pertamina masih membukukan keuntungan sekitar US$ 1,61 miliar,”kata Ferdinan. Bahkan sampai sekarang manajemen Pertamina masih komit untuk tidak akan merumahkan karyawan meski dalam situasi sulit sekalipun. Oleh karenanya upaya keras dari jajaran direksi pertamina untuk hal ini.
Jakarta 22 Desember 2015
.