Jakarta – TAMBANG. PT Radiant Utama Interinsco Tbk. (IDX: RUIS), mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 1,59 triliun pada tahun 2015. Pendapatan ini turun 12,8% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,83 triliun.
Namun RUIS berhasil meraih laba usaha sebesar Rp 154,6 miliar atau meningkat 2,7% dari laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp 150,6 miliar. Pencapaian lainnya adalah EBITDA mengalami peningkatan sebesar Rp 212,9 miliar atau tumbuh 3,9% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 204,8 miliar.
“Beberapa hal yang membuat laba bersih RUIS meningkat adalah karena langkah efisiensi Perseroan dalam pengerjaan proyek dan beban Operasional, serta dikarenakan Perseroan selektif dalam pembelanjaan modal (Capital Expenditure),” ujar Direktur Keuangan RUIS, M. Hamid dalam rilis resminya kamis (31/3).
Perusahaan nasional penyedia jasa energi minyak dan gas ini juga mengaku bahwa penurunan pendapatan Perseroan pada tahun 2015 tidak terlepas dari anjloknya harga minyak dunia akibat geopolitik di Timur Tengah.
Lebih jauh Presiden Direktur RUIS, Sofwan Farisyi menjelaskan, Divisi Agensi dan Kegiatan Lepas Pantai mengalami peningkatan laba kotor sebesar 13,9 % menjadi Rp 170,3 miliar pada tahun 2015 dari Rp 149,6 miliar pada tahun 2014. Untuk Divisi Jasa Pendukung Operasi mengalami penurunan sebesar 19,8% menjadi Rp 76,5 miliar pada tahun 2015 dari Rp 95,4 miliar pada tahun 2014.
“Selain itu Divisi Inspeksi juga mengalami penurunan sebesar 23% menjadi Rp 54,4 miliar pada tahun 2015 dari Rp 70,6 miliar ditahun 2014,” tukasnya lagi.
Proyeksi 2016
Corporate Secretary RUIS, Misyal A. Bahwal menargetkan pendapatan Perseroan pada 2016 akan tumbuh dibandingkan pendapatan Perseroan tahun 2015, faktor utama yang membuat proyeksi pendapatan akan tumbuh adalah proyek-proyek baru khususnya pada divisi Jasa Pendukung Operasi.
“Pendapatan pada tahun 2016 berasal dari berbagai proyek salah satunya proyek baru dari ENI senilai Rp 560 M,” ujar Misyal.
Terkait Capital Expenditure (Capex), pada tahun 2016 Perseroan belum mencanangkan new development Capex namun lebih kepada sustaining Capex sebagaimana yang telah dilakukan di tahun 2015.
“Prospek usaha Perseroan dalam waktu dekat ini dipengaruhi oleh fluktuasi harga minyak dunia, namun kami optimis dengan upaya efisiensi dan berbagai strategi lainnya, target pertumbuhan usaha yang positif pada tahun 2016 akan dapat dicapai dengan baik,” ujar Misyal.