Jakarta, TAMBANG – Pendapatan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) pada Kuartal III 2023 tercatat sebesar USD 4,76 juta atau sekitar Rp 73,7 miliar. Angka ini anjlok 24 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2022 yang mencapai USD 6,26 juta
Sekretaris Perusahaan Dileep Srivastava, menyebut bahwa penurunan pendapatan disebabkan beberapa alasan seperti harga batu bara yang turun tajam, patokan harga tahun lalu, ketidakpastian pasar batu bara. Hal lainnya disebabkan situasi serta kondisi geopolitik dan ekonomi global.
“Pendapatan menurun menjadi USD 4,76 juta vs USD 6,26 juta YTD Sept 22 atau turun tajam menjadi 24% dikarenakan harga batu bara yang turun tajam vs patokan harga tahun lalu. kemudian ketidakpastian pasar batu bara dan situasi dan kondisi geopolitik dan ekonomi global,” ujar Dileep sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (1/12).
Meski begitu ada kenaikan kapasitas overburden removal (OB) sebesar 571,2 mbcm. Sementara realisasi OB pada tahun lalu di periode yang sama mencapai 475,5 mbcm yang berarti ada kenaikan sebesar 28 persen.
Menurut dia, kendati produksi dan penjualan meningkat 5% dari tahun lalu, harga batu bara yang anjlok 28% berdampak signifikan pada kondisi pasar batu bara yang bergejolak.
“Sebagaimana yang disampaikan sebelumnya, penjualan yang meningkat ternetralisir oleh turunnya realisasi harga batu bara sebesar 28% menjadi USD 85,2 per ton vs USD 118,7 per ton tahun lalu,” ujar dia.
Di tengah penurunan ini, BUMI ujar Dileep, tetap konsisten memenuhi kebutuhan Domestic Market Obligation (DMO) yang sebesar 25 persen kepada pemerintah. “Prioritas BUMI tetap konsisten memenuhi kewajiban DMO,” ucap dia.
Di sisi lain, BUMI juga tengah melakukan optimisasi biaya, digitalisasi, bauran energi yang akan dikerjakan perusahaan. “Upaya untuk mengerjakan bauran energi, menyesuaikan produksi dengan kebutuhan pasar dan inventori yang rendah guna mengoptimalkan modal kerja menjadi prioritas utama Perseroan saat ini,” imbuh dia.
Sebagai informasi, pada tahun 2023 ini BUMI menargetkan produksi batu bara sebesar 75 juta metrik ton hingga 80 juta metrik ton. Per kuartal III ini perusahaan mencatatkan produksi batu bara sebesar 56,2 juta metrik ton. Angka ini berasal dari PT KPC 40,1 juta metrik ton dan dari PT Arutmin Indonesia sebesar 16,1 juta metrik ton.