Beranda Galeri Pelabuhan Wasior Diresmikan, Teluk Wondama masih Krisis Listrik

Pelabuhan Wasior Diresmikan, Teluk Wondama masih Krisis Listrik

Jakarta – TAMBANG. Presiden Joko Widodo meresmikan Pelabuhan Wasior di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, Selasa (5/4) siang. Saat akan meresmikan Pelabuhan Wasior, warga yang hadir di acara tersebut berteriak, bahwa mereka menginginkan listrik yang selalu ada di daerahnya.

“Lampu? Listrik maksudnya. Hampir semua provinsi mengalami masalah krisis listrik, nanti saya bicarakan dengan Bapak Bupati” kata Presiden dalam rilisnya selasa (5/4).

Krisis listrik ini, ucap Presiden, terjadi karena adanya keterlambatan membangun pembangkit listrik. Hampir di semua provinsi ada yang sehari byar-pet 8 kali, 4 kali, 3 kali.

Cita-cita pemerintah sendiri adalah untuk mempersatukan seluruh kabupaten dan provinsi yang ada di tanah air. Untuk itulah, pemerintah akan terus membangun pelabuhan dan bandara di titik-titik terluar di tanah air, sehingga masyarakat Aceh dapat pergi kemana pun, yang dari sini pun mau ke Sumatera bisa.

Pelabuhan Wasior merupakan salah satu pelabuhan yang menjadi bagian dari Tol Laut yang berfungsi untuk menghubungkan seluruh kabupaten di tanah air, meski tahun ini baru dilewati satu rute dari tiga rute Tol Laut. Tahun depan akan ada 6 rute dengan tiket disubsidi agar masyarakat dapat menggunakannya.

Presiden menyebutkan, selain Pelabuhan Wasior, pada akhir tahun 2015 dan awal 2016 telah selesai dibangun 27 pelabuhan laut. Pemerintah juga telah selesai membangun 4 Pelabuhan Penyeberangan, 7 Bandara Baru, dan 12 Bandara Pemugaran. Selain itu, pemerintah juga membangun 68 pelabuhan laut lagi yang tersebar di Maluku, Papua, NTT, dan Sulawesi.

“Pelabuhan-pelabuhan itu dibangun, selain untuk angkutan penumpang juga untuk mempermudah angkutan barang,” tutur Presiden.

Namun Presiden Jokowi mengingatkan, keberadaan pelabuhan di beberapa lokasi tidak serta merta menurunkan harga barang-barang, karena untuk pengangkutan barang masih memerlukan konektivitas dengan moda transportasi lainnya yang tergantung dengan sarana infrastruktur yang dimiliki.

Presiden lantas memberikan gambaran yang terjadi di Papua. Di Merauke meskipun barang dari mana pun sudah bisa tiba, tapi untuk melanjutkan pengiriman kebutuhan masyarakat atau logistik ke wilayah Pegunungan Tengah diperlukan jalan darat. Konektivitas antar kota-kabupaten dan juga lintas moda transportasi akan menjadikan harga barang-barang menjadi sama di semua tempat.

“Harga bensin hingga Rp. 60 ribu, semen Rp. 800 ribu karena jalan darat tidak ada. Tahun ini jalan darat bisa tembus,” ungkap Presiden.

Menurut Presiden, jalan darat juga tengah dibangun dari Manokwari-Wendesi-Wasior dan hanya tersisa 30 km yang belum terselesaikan. Menteri PU menurut presiden sudah berjanji, tahun depan sudah selesai.

Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dalam kunjungan itu antara lain Menteri PU dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Gubernur Papua Barat Abraham Octavianus Attururi.