Jakarta, TAMBANG – Menteri ESDM Ignasius Jonan memastikan, pasokan tenaga listrik menjelang Hari Raya Idul Fitri tahun 2018 terutama untuk wilayah Jawa Timur dan Bali, dalam kondisi pasokan aman.
Untuk kondisi kelistrikan di Jawa Timur dan Bali saat ini, dalam keterangan resmi ESDM pada Jumat (13/4), pembangkit yang beroperasi dapat menghasilkan 9.301,6 megawatt (MW), sementara beban puncak sistem Jawa Timur-Bali mencapai 5.572,39 MW. Khusus periode Hari Raya Idul Fitri, menurut Direktur Regional Bisnis PT PLN (Persero) Wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara, rata-rata beban puncak tertinggi sekitar 3.800 MW, jadi cadangan listrik mencukupi.
Pada kesempatan tersebut, PLN juga menyampaikan bahwa pihaknya akan membangun proyek SUTET 500 kV Surabaya-Grati. Namun, karena jalur SUTET tersebut berada di lokasi rencana induk pengembangan Bandar Udara Juanda, maka PLN akan mengubahnya menjadi Underground Cable (UGC) 500 kV yang akan melintasi bandar udara.
Maka dari itu, PLN memohon dukungan terkait pengesahan rencana induk Bandar Udara Juanda agar segera diselesaikan, sebagai dasar pengajuan izin penetapan lokasi UGC.
PLN juga menyampaikan rencana APB Jawa Timur untuk melakukan pengalihan output Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) 2 dan 3 Gresik dari 500 kilo volt (kV) ke 150 kV. Pengalihan output PLTGU ini dilakukan untuk meningkatkan pasokan Krian 1 dan 2, serta menambah daya mampu netto pembangkit 150 kV dengan memindahkan outlet 1 Gas Turbine (GT) Gresik dari 150 kV ke 500 kV. Hal tersebut dilakukan guna mencegah defisit pembebanan pada subsistem Krian 1 dan 2 di tahun 2019-2020.
Pada saat beban rendah, dengan telah dilakukannya pemindahan outlet 1 GT Gresik dari 500 kV ke 150 kV maka Reserve Shutdown pada PLTU Gresik 1 atau 2 dapat dilakukan, sehingga dengan tidak beroperasinya pembangkit tersebut pada saat beban rendah akan menurunkan biaya operasi pembangkit dan pada akhirnya akan menurunkan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) Pembangkit.
Diproyeksikan, pembebanan GT Gresik akan optimal pada tahun 2018-2019, selanjutnya pembebanannya akan turun menyesuaikan kebutuhan sistem setelah GITET 500 kV Waru atau GITET 500 kV Surabaya Selatan beroperasi (akan dioptimasi sesuai dengan kebutuhan Jawa).