Jakarta-TAMBANG. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said melakukan tinjauan lapangan untuk memastikan ketersediaan stok dan kesiapan distribusi bahan bakar minyak (BBM) pada Hari Raya Idul Fitri 1437 H. Lokasi tinjauan adalah dua Terminal BBM (TBBM) di Jawa Barat, yakni TBBM Bandung Group Ujung Berung dan TBBM Cikampek.
“Kunjungan ini untuk mengecek kesiapan Pertamina untuk mendukung hari penting lebaran dan juga musim libur, baik dari stok maupun infrastruktur,” terangnya.
Direktur pemasaran PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang menyatakan, kebutuhan BBM menjelang libur hari raya Idul Fitri 1437 H akan mengalami lonjakan permintaan. “Estimasi puncak arus mudik diperkirakan akan terjadi pada H-4 dimana kebutuhan diperkirakan akan naik mencapai 50% diatas DOT. Selama periode H-15 hingga H+15 lebaran naik dengan besaran masing-masing premium naik 15% dari rata rata normal 71.906 KL menjadi 82.496 KL,” kata Bambang.
Ia meneruskan, sementara untuk konsumsi solar diperkirakan akan turun 12% dari rata-rata harian normal 35.173 KL menjadi 31.118 KL seiring dilarangnya truk-truk beroperasi, kecuali mengangkut sembako. Begitu pun dengan kebutuhan BBM di lokasi wisata yang meningkat hingga 20%.
Dijelaskan Bambang, untuk TBBM Bandung Group Ujung Berung yang beroperasi sejak 21 Maret 1987, jalur penerimaan BBM-nya melalui pipa Cilacap-Bandung I yang panjangnya 258,9 kilometer, volume isi pipanya 13.783 kiloliter, dan flowrate pemompaannya rata-rata 160 kiloliter per jam. Jalur pipa Cilacap-Bandung II: panjangnya 258,9 kilometer, volume isi pipanya 28.296 kiloliter, dan flowrate pemompaannya rata-rata 300 kiloliter per jam.
“Memiliki 14 tangki timbun BBM, masing-masing 4 tangki pertamax (17.473 kiloliter), 2 tangki pertalite (12.189 kiloliter), 3 tangki premium (33.620 kiloliter), 3 tangki solar (33.058 kiloliter),1 tangki Fatty Acyd Methyl Ester (FAME) (822 kiloliter) dan 1 tangki Filling Shed (FS) (797 kiloliter),” rincinya.
Sementara itu, jangkauan area penyaluran BBM Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur, Kota/Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Purwakarta. “Selain itu juga ada TBBM Cikampek. Jangkauan area penyaluran BBM Kabupaten Karawang, Kota Bekasi, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Subang,” jelasnya.
Untuk memantau ketersediaan BBM di beberapa TBBM, hingga pengiriman BBM ke titik serah, PT Pertamina (Persero) telah menerapkan sistem monitoring teknologi informasi terintegrasi, yaitu Sistem Informasi Manajemen Supply dan Distribution (SIMSND). Dengan sistem tersebut, maka jumlah stok dan pengiriman BBM melalui mobil tangki ke Stasiun Pengiriman Bahan Bakar Umun (SPBU) dapat tepat waktu, tujuan dan jumlah.
Sementara itu, untuk mengamankan pasokan BBM, telah disiapkan juga Tim Satgas TBBM serta mempersiapkan SPBU kantong, yaitu SPBU yang ditunjuk sebagai mobil tangki berisi BBM yang akan dikirimkan ke SPBU stok kritis di area terdekat untuk mengantisipasi hambatan distribusi akibat kemacetan lalu lintas.
“Pada saat macet, pasokan BBM dikirim dari arah sebaliknya (counter flow). Sedangkan untuk antisipasi kondisi darurat, telah disiapkan Pertamax 5 liter dalam kemasan. Pertamax kemasan ini diantarkan melalui sepeda motor dan sepeda, serta ditempatkan di jalan jalan tol. Pertamina akan bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk memastikan hal tersebut berjalan baik,” sebut Bambang.
Menteri ESDM mengimbau untuk mendorong pemanfaatan energi bersih dan mendorong diversifikasi dengan mengurangi konsumsi BBM. “Tahun 2017 diharapkan semua daerah sudah terkonversi kecuali daerah-daerah yang sulit dijangkau,” tuturnya.
“Dalam rangka melaksanakan tugas-tugas kita dalam menyambut hari raya Idul Fitri, mari kita tambahkan komponen spritual sebagai tambahan semangat untuk melayani masyarakat dalam menyediakan BBM bagi masyarakat,” tutup Sudirman.