Tembagapura, TAMBANG – PT Freeport Indonesia (PTFI) terus melakukan upaya pemulihan area pabrik pengolahan konsentrat yang sempat diterjang banjir dan longsor pada Sabtu (11/2). Diketahui, pasca bencana tersebut sejumlah infrastruktur dan jalan rusak serta aktivitas penambangan dan pengolahan dihentikan sementara untuk proses perbaikan.
Dalam kejadian tersebut, sebanyak 14 orang karyawan yang sempat tertahan di dalam gedung perkantoran telah dievakuasi dengan aman dan saat ini dalam kondisi sehat dan tidak mengalami cedera.
Vice President Corporate Communications PTFI, Kati Krisnati menyebut perusahaan sudah melakukan upaya-upaya konkret di area terdampak. Kata dia, sejak Minggu malam (12/02), perusahaan telah melakukan pembersihan di sejumlah area meliputi area pabrik pengolahan konsentrat, conveyor, perkantoran, terowongan west gully dan jalan tambang.
“PTFI juga telah mulai melakukan perbaikan terhadap peralatan tambang dan akses jalan tambang yang mengalami kerusakan,” jelas Kati dalam keterangannya sebagaimana diterima tambang.co.id, Selasa (14/2).
Menurut dia, sejauh ini produksi harian PTFI mendekati hampir 5 juta pounds tembaga dan 5.000 ons emas. Akibat kejadian tersebut, diperkirakan penjualan kuartal pertama 2023 akan lebih rendah dari prediksi yang dikeluarkan pada 25 Januari 2023, sebesar 900 juta pounds tembaga dan 300 ribu ons emas.
“PTFI masih terus melakukan kajian atas dampak dari kejadian ini, dan menyiapkan rencana pemulihan untuk melanjutkan operasi,” imbuhnya.
Perkiraan awal, lanjut dia, aktivitas pabrik pengolahan diharapkan dapat mulai beroperasi kembali pada akhir Februari 2023 diikuti dg aktivitas penambangan.
“Namun hal ini dapat berubah sesuai dengan hasil kajian yang telah selesai dilakukan. Tidak ada dampak terhadap rencana jangka panjang PTFI,” pungkasnya.