Jakarta, TAMBANG – Laju rupiah yang masih melemah, terus berdampak melemahnya pasar obligasi.
Binaartha Institutional Research pada Rabu (18/4) memaparkan, pergerakan masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) imbal hasilnya rata-rata naik 1,52 bps. Tenor menengah (5-7 tahun) naik 0,28 BPS dan panjang (8-30 tahun) naik 1,04 bps.
Laju pasar obligasi cenderung kembali variatif melemah. Pada FR0063 yang memiliki waktu jatuh tempo ±10 tahun dengan harga 98,48 persen memiliki imbal hasil 5,97 persen atau turun -0,01 bps dari sebelumnya di harga 98,42 persen memiliki imbal hasil 5,99 persen.
Untuk FR0075 yang memiliki waktu jatuh tempo ±20 tahun dengan harga 102,30% persen memiliki imbal hasil 6,87 persen atau turun -0,39 bps dari sehari sebelumnya di harga 102,50 petsent memiliki imbal hasil 7,26 persen.
Pada Selasa (17/4), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price turun -0,09 bps di level 118,12 dari sebelumnya di level 118,221. Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price turun -0,03 bps di level 109,33 dari sebelumnya di level 109,36.
Sementara itu, pergerakan imbal hasil SUN 10Yr berada di level 6,65 persen dari sebelumnya di level 6,63 persen dan US Govn’t bond 10Yr di level 2,83 persen dari sebelumnya di level 2,84 persen. Sehingga spread di level kisaran 381,9 bps lebih tinggi dari sebelumnya 378,9 bps.
Sementara pada laju imbal hasil obligasi korporasi, pergerakannya kembali bergerak naik. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA dimana imbal hasil untuk tenor 9-10 bergerak naik di kisaran level 8,24-8,34 persen.
Lalu, obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, imbal hasilnya di kisaran level 9,00 -9,02 persen. Untuk imbal hasil pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 10,02-10,04 persen, dan pada rating BBB di kisaran 12,94-12,98 persen.
Pelemahan masih dimungkinkan kembali terjadi seiring imbas kenaikan imbal hasil obligasi AS. Adanya komentar dari salah satu pejabat The Fed terkait pandangannya terhadap kenaikan inflasi dalam ekonomi AS membuat imbal hasil obligasi AS cenderung meningkat. Kembali diharapkan pelemahan yang terjadi dapat terbatas agar sejumlah seri obligasi dapat kembali menemukan momentum kenaikannya.
Analis Binaartha Sekuritas menyatakan, untuk mencermati dan mewaspadai masih adanya berbagai sentimen yang dapat membuat laju pasar obligasi dapat kembali melemah.
Binaartha Kalender 18 April 2018
KRAS, RUPST 14.00 WIB. Balai Kartini, Ruang Mawar Lt.2 Jl. Jend Gatot Subroto.
ACST, Cum dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi Rp 58,- per saham.
ASGR, Cum dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi Rp 51,- per saham.
PTBA, Cum dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi Rp 319,- per saham.
AALI, Ex dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi Rp 322,- per saham.
JSMR, Ex dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi Rp 61,- per saham.
BNII, Cum dividen di Pasar Tunai dan recording date Rp 5 per saham.
WSKT, Cum dividen di Pasar Tunai dan recording date Rp 57 per saham.
BDMN, Pembayaran dividen Rp 134,- per saham.
WOMF, Pembayaran dividen Rp 16,- per saham.