Jakarta-TAMBANG. Pameran sektor pertambangan dan konstruksi terbesar di Asia kembali digelar pada edisi 2015. Selama 4 hari, 9-12 September 2015 mendatang bertempat di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, pameran itu akan memperlihatkan teknologi pendukung sektor pertambangan dan konstruksi yang modern dan terbaru.
Lebih dari 840 perusahaan dari 30 negara akan menempati sekitar 40.000 meter persegi ruang pameran. Di antara kelompok paviliun diwakili tahun ini meliputi Australia, China, Jerman, Korea, Polandia dan Singapura. Perusahaan yang selama ini seringkali terlibat seperti 3M, Aman Global Pacific, Atlas Copco, Bosch Rexroth, Coates Hire Indonesia, Famur, Gaya Makmur Tractor, JCB, Liebherr, Komatsu, Mercedes Benz, MTU , Suprabakti Mandiri, Trakindo Utama, Trimax, United Tractors, Volvo Group dan Weir Minerals kembali hadir meramaikan acara tersebut.
Manager Proyek PT Pamerindo Indonesia, Maysia Staphannie mengatakan meskipun kondisi pertambangan dan sektor migas di Indonesia sedang lesu, jumlah perusahaan yang terlibat tidak jauh berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan pameran tahun 2013 yang tercatat sebagai pameran dengan jumlah peserta terbesar, selisihnya hanya 10% lebih kecil.
Menurutnya inti dari pameran tahun ini akan lebih banyak mengasah kompetensi, efisiensi dan membangun kemitraan jangka panjang. Semuanya itu bisa dilakukan melalui penyedian teknologi baru yang akan dipamerkan selama acara berlangsung demi menunjang industri di masa depan.
Berbagai teknologi yang disajikan memungkinkan industri stakeholder untuk memanfaatkan berkembang tren dan wawasan dalam berbisnis serta dalam pelaksanaan operasionalnya. “Kami sangat termotivasi dengan respon yang kami terima tahun ini dalam pelaksanaan pameran Mining Indonesia dan Contruction Indonesia 2015. Ini perpaduan yang ideal dengan terus mendorong perkembangan teknologi dan memberikan solusi bagi pemain di sektor tersebut,” kata Maysia, Senin (7/8).
Selain pameran teknologi pertambangan berlangsung pula konfrensi pertambangan yang bekerjasama dengan Indonesia Mining Association (IMA). Direktur Eksekutif IMA, Sjahrir Abe mengatakan dalam konferensi nanti ada tiga gagasan utama yang akan dibahas. Semuanya berkaitan dengan regulasi dan tata kelola sektor pertambangan di Indonesia.
Ia menyebut momentum ini sebagai kesempatan bagi pemerintah untuk membuktikan bahwa iklim investasi di Indonesia masih sangat diminati oleh pelaku bisnis baik di dalam negeri maupun mancanegara. Masih ramainya keterlibatan peserta dari luar negeri menunjukkan bahwa Indonesia masih dianggap sebagai negara yang memiliki potensi investasi yang sangat besar.
“Sekarang tugas pemerintah untuk menyiapkan kebijakan yang sesuai dengan minat para investor ke Indonesia. Tidak ada gunanya pameran ini jika pemerintah tidak siapkan regulasi yang mendukung keberadaan mereka,” kata Sjahrir.
Seri pameran didukung oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Pekerjaan Umum, Asosiasi Pertambangan Indonesia (IMA), Badan Pusat Kontraktor Nasional Asosiasi (BPP GAPENSI), Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) dan Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI-ICMA). Diperkirakan lebih dari 15.000 profesional perdagangan akan berkumpul selama empat hari penyelenggaraan pameran.