Jakarta-TAMBANG. PT Lionmesh Prima Tbk akhirnya merealisasikan pembangunan pabrik wire rod di Desa Popoh, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo pada Mei lalu. Pabrik tersebut dipersiapkan sebagai pengganti pabrik sebelumnya yang ditutup dari 2014 karena terendam semburan lumpur Lapindo.
Direktur Utama Lionmesh, Lawer Supendi mengatakan pembangunan pabrik tersebut rampung pada awal tahun depan dan beroperasi di semester 1 2017. Sebelumnya, pembangunan pabrik anyar itu sempat mengalami penundaan.
“Sejauh ini baru sampai pembuatan fondasi dan pemagaran, setelah lebaran lanjut bangun kerangka-kerangkanya. Kami berharap pabrik ini rampung dalam delapan bulan,” keta Lawer, di Jakarta, Rabu (22/6).
Tahap awal, jelasnya, kapasitas produksi sekitar 15.000 ton per tahun. Dan akan selanjutnya kapasitas produksi mencapai 30.000-35.000 ton per tahun. Sementara untuk total investasi dianggarkan sebesar Rp 82.6 miliar. Dana tersebut didapat dari kas internal.
Saat ini kebutuhan produksi wire rod dari Lionmesh disokong dari pabrik pertamanya di Bekasi dengan kapasitas 35.000 ton. Meski sudah mulai bergegas melakukan ekspansi, emiten berkode saham LMSH ini tak berani memasang target tinggi di tahun ini.
“Kami berharapnya tahun ini bisa tumbuh 3% dibanding tahun lalu,” ujar Lawer.
Hal tersebut disebabkan oleh harga baja di dunia yang belum stabil dan cukup fluktuatif sejak tahun lalu. Kondisi tersebut dipicu oleh melimpahnya produksi baja di China sehingga harga wire rod cukup tertekan.