JAKARTA, TAMBANG. SETYA NOVANTO menjadi sosok yang banyak disorot, seusai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said, menyerahkan transkrip rekaman pembicaraan tiga orang ke Mahkamah Kehormatan Dewan, kemarin. Tiga orang itu adalah Maroef Sjamsoeddin, Direktur Utama Freeport, Setya Novanto, pengusaha sekaligus politisi Golkar yang juga ketua Dewan Perwakilan Rakyat, dan pengusaha berinisial MR, diduga kuat Muhammad Reza.
Dalam acara di Indonesa Lawyer’s Club yang disiarkan TVOne semalam, Setya Novanto diwawancara lewat telepon. Ia membantah keras bahwa dirinya meminta saham ataupun mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ia mengatakan, dirinya selalu menjaga kehormatan lembaga Dewan Perwakilan Rakyat, termasuk juga kehormatan anggotanya, dengan menjaga perilaku.
Sebagai perusahaan Amerika, Freeport juga terikat pada aturam Foreign Corrupt Practises Act, larangan berbuat korupsi di luar negeri. ‘’Saya tahu hal itu, karena itu saya selalu berhati-hati, dan cenderung curiga,’’ kata Novanto.
Karena perasaan curiga itulah ia kemudian mengajak sahabatnya, pengusaha minyak Muhammad Reza untuk ikut bertemu Freeport. ‘’Sahabat saya itu selalu mengingatkan saya untuk berhati-hati,’’ kata Novanto. Ihwal permintaan saham, menurut dia, harus dibedakan mana yang serius dan mana yang berhati-hati.
Dalam transkrip pembicaraan yang beredar, terungkap bahwa ada permintaan saham sebesar 20%, sebanyak 11% untuk Presiden Joko Widodo, dan 9% untuk Wakil Presiden Jusuf Kalla. Bahkan seandainya rencana sukses, pengusaha Muhammad Reza mengajak untuk membeli jet pribadi yang representatif, dan berlibur.
Perkara yang melibatkan Novanto kelihatannya akan berbuntut panjang. Selain dilaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan, alumni akuntansi Universitas Trisakti ini kemungkinan akan dibawa ke ranah hukum oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Sanksi terbesar di bidang politik adalah Novanto bisa diberhentikan dari keanggotaan Dewan.
Kini, sejumlah perkara lain juga mencuat, dan menyudutkan Novanto. Terungkap bahwa sebagai ketua Dewan, ia mengirim surat ke Direktur Utama Pertamina, Dwi Sucipto, untuk menagih kekurangan bayar Pertamina terhadap PT Orbit Terminal Merak. Pertamina menggunakan fasilitas milik Orbit untuk menyimpan BBM.
Novanto juga tengah menjadi sorotan karena tiba-tiba dalam pertemuan dengan pejabat Jepang, menyatakan bahwa Indonesia bermint untuk membeli pesawat ampibi ShinMaywa US-2, pesawat amfibi yang biasa digunakan untuk keperluan SAR. Tentara Jepang merupakan satu-satunya pemakai pesawat ini.
Setya Novanto, S.E., demikian nama resminya, adalah politisi senior. Ia lahir di Bandung pada 12 November 1955. Ia menadi anggota DPR sejak 1999 hingga kini, tanpa henti, mewakili daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur. Di provinsi ini, ia juga memiliki usaha tambang mangan.