Jakarta, TAMBANG – PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) berhasil mencatatkan kinerja keuangan positif sepanjang 2022 dan membukukan pendapatan (revenue) sebesar USD1,554 miliar atau sekitar Rp24 triliun, meningkat 71% dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, Perseroan juga mencatatkan laba bersih sebesar USD29 juta, atau sekitar Rp448,1 miliar.
Direktur Utama DOID, Ronald Sutardja mengatakan, selain meningkatnya produksi dari Indonesia dan harga batu bara global, pencapaian kinerja positif perusahaan di sepanjang 2022 menunjukkan keberhasilan strategi diversifikasi yang dijalankan mulai kuartal IV 2021 dan sepanjang tahun lalu.
“Diversifikasi tersebut antara lain melalui aktivitas pertambangan metallurgical coal, terutama dengan mengakuisisi BUMA Australia di Desember 2021. Sejak diakuisisi, nilai kontrak jasa pertambangan dari BUMA Australia meningkat sebesar empat kali lipat, dari sebelumnya AUD0,6 miliar (Rp6,1 triliun) menjadi AUD2,3 miliar (Rp23,6 triliun),” kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (15/3).
Ronald menyebut, volume produksi konsolidasi juga meningkat signifikan. Hal tersebut dibuktikan dengan overburden removal sebesar 547 juta Bank Cubic Meter (BCM), naik signifikan sebesar 68% dibandingkan periode 2021.
“Sementara produksi batu bara perseroan naik sebesar 87 juta ton atau naik 61% secara year-on-year dibandingkan 2021,” beber dia.
Selain itu, Perseroan juga membagikan total dividen sebesar USD5,15 juta (sekitar Rp79,8 miliar), atau setara dengan Rp10,17 per saham. EBITDA Perseroan juga mencatatkan posisi yang lebih baik, yaitu sebesar USD365 juta atau sekitar Rp5,6 triliun, naik 56% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sepanjang 2022, berbagai aktivitas diversifikasi Perseroan menghasilkan portfolio usaha yang lebih beragam: 13% operasional pertambangan metallurgical coal di Australia, 87% operasional pertambangan thermal coal. Ke depannya, Perseroan berkomitmen untuk terus memperluas diversifikasi usaha, meningkatkan aktivitas rehabilitasi situs tambang, serta mengembangkan bisnis infrastruktur di Indonesia.
Buyback Saham
Catatan lain yang menunjang kinerja positif sepanjang 2022 adalah aksi Perseroan yang melanjutkan buyback saham sebanyak 712 juta lembar saham, merepresentasikan 8,3% dari saham yang dimiliki Perseroan hingga 31 Desember 2022 lalu.
“Aksi buyback terus berlanjut hingga per 14 Maret 2023, jumlahnya bertambah menjadi 842 juta lembar saham, merepesentasikan 9,8% dari saham yang dimiliki Perseroan,” ujarnya.
Selain itu pada November 2022, Perseroan berinvestasi sebesar USD3 juta (Rp46,5 miliar) ke Asiamet Resources Limited (ARS) melalui penambahan modal emiten (private placement), dan penambahan kepemilikan saham (shareholding) dari 15,3% menjadi 24,2%.
“Investasi tersebut nantinya akan digunakan untuk menyelesaikan studi kelayakan yang bankable untuk Proyek Tembaga Beruang Kanan Main (BKM), pembiayaan proyek lanjutan untuk pengembangan BKM, dan modal kerja perusahaan. Strategi kami ke depannya adalah terus mencari peluang dari komoditas yang memiliki prospek yang menjanjikan di masa depan (future-facing commodities/FFCs),” ujar Ronald.