Jakarta, TAMBANG – PT Timah Tbk (TINS) berhasil memproduksi timah sebesar 15.189 ton pada Kuartal III 2024. Angka tersebut naik 36 persen jika dibandingkan dengan realisasi pada kuartal yang sama pada tahun 2023 yang mencapai 11.201 ton.
“Sampai dengan kuartal III-2024, TINS mencatat produksi bijih timah sebesar 15.189 ton atau naik 36% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 11.201 ton,” ungkap Direktur Utama TINS, Ahmad Dani Virsal dalam Publik Expose di Jakarta, Jumat (22/11).
Dani mengungkap, peningkatan produksi bijih timah tersebut disebabkan beberapa hal di antaranya penambahan armada operasi produksi dan pembukaan Lokasi baru.
“Faktor peningkatan produksi pada kuartal III-2024 jika dibandingkan tahun sebelumnya karena adanya penambahan armada operasi produksi, pembukaan lokasi baru, sehingga secara bertahap memperbaiki kinerja operasi produksi Perseroan,” jelasnya.
Dalam kurun waktu 2024, TINS mencatatkan ekspor timah sebesar 91% dengan 6 besar Negara tujuan ekspor meliputi Singapura 16%; Korea Selatan 15%; India 11%; Jepang 10%; Amerika Serikat 9% dan Belanda 8%.
Dalam konteks performa keuangan, tercatat sampai dengan September 2024, TINS telah berhasil mencatatkan laba positif sebesar Rp 908,81 miliar atau 169% dari target yang sudah ditentukan. Perusahaan membukukan pendapatan sebesar Rp8,25 triliun meningkat 29% dari sebelumnya, ditengah kenaikan harga jual rata-rata logam timah sebesar 15% dari USD 27.017 per metrik ton di 9M 2023 menjadi USD31.183 per metrik ton di 9M 2024.
Hadiri KTT APEC 2024, PT Timah Jalin Komunikasi dengan Perusahaan Pertambangan Global
Di sisi lain, harga pokok pendapatan Perseroan naik sebesar 4,5% dari Rp5,79 triliun di 9M 2023 menjadi Rp6,05 triliun di 9M 2024. Sehingga Perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp1,42 triliun dengan pencapaian EBITDA sebesar Rp2,08 triliun atau 194% dari 9M 2023. Nilai aset Perseroan pada 9M 2024 turun 0,3% menjadi Rp12,82 triliun dari Rp 12,85 triliun pada posisi aset akhir tahun 2023.
Kinerja keuangan Perseroan menunjukkan hasil yang baik, terlihat dari beberapa rasio keuangan penting di antaranya Quick Ratio sebesar 76,0%, Current Ratio sebesar 249,0%, Debt to Asset Ratio sebesar 44,0%, dan Debt to Equity Ratio sebesar 78,4%.
“Upaya peningkatan kinerja operasi produksi, kinerja keuangan, serta perbaikan tata kelola pertambangan timah telah memberikan dampak positif dengan peningkatan laba bersih. Kedepan tentunya hal ini harus terus ditingkatkan. Agar perusahaan lebih lincah dan efisien, maka penyempurnaan teknologi menjadi sebuah keharusan. Kita akan fokus kepada perbaikan teknologi, baik dari alat penambangan maupun processing agar terus dapat survive dan lebih ekonomis,” ujar dia.