Jakarta-TAMBANG. Sepertinya Indonesia bukan hanya satu-satunya negara yang tengah membangun proyek kelistrikan. Myanmar pun demikian. Negeri yang pernah dilanda konflik politik selama puluhan tahun itu berencana membangun pembangkit listrik tenaga surya terbesar di Asia Tenggara.
Salah satu konsultan di bidang desain pembangkit, Black &Veatch mengungkapkan penunjukkan oleh Green Earth Power, perusahaan energi asal Thailand yang bertanggung jawab terhadap proyek tersebut. Ric O’Connell, International Renewable Energy Director Black & Veatch mengatakan, pembangkit listrik yang berlokasi di Minbu, wilayah Magway ini akan menghasilkan daya listrik hingga 220 megawatt (MWp).
Listrik menurut O’Connell merupakan prioritas mendesak di Myanmar dan memiliki implikasi serius pada kemajuan ekonomi dan sosial. Apalagi lebih dari 75% penduduk Myanmar belum memiliki akses terhadap listrik, fasilitas ini akan mendorong pertumbuhan masyarakat dan industri lokal.
“Karena dapat dibangun dengn cepat, pembangkit listrik tenaga surya merupakan alternatif yang sangat baik untuk menambah daya listrik dengan segera pada jaringan listrik yang sudah ada, serta memastikan dampak yang berarti bagikualitas hidup masyarakat,” ujarnya dalam siaran pers ke redaksi TAMBANG, Jumat (16/10).
Selain PLTS di Myanmar, Black & Veatch sudah pernah mengerjakan proyek serupa di PLTS Lopburi dengan kapasitas 55 MW di Thailand.
Dengan pengalaman industri lebih dari 25 tahun, O’Connel ditunjuk untuk memimpin bisnis energiterbarukan di wilayah ini. O’Connel yang berbasis di Bangkok akan melayani klien di wilayah Asia untuk urusan pengembangan, pendanaan, teknis dan konstruksi proyek-proyek energi terbarukan.
Black &Veatch berharap negara-negara Asia lainnya dapat menjadi pemimpin pertumbuhan energi terbarukan selanjutnya. Menurut laporan Bank Dunia, Asia menunjukkan hasil yang sangat baik di bidang energi terbarukan.Konsumsi global tumbuh sebesar 4% per tahun dari tahun 2010 hingga 2012, di Asia pertumbuhan tersebut mencapai hampir dua kali lebih cepat mendekati angka 8%.
Pitak Wangvarangkoon, General Manager Black & Veatch di Myanmar mengatakan, pembangkit listrik ini mendukung tujuan pemerintah Myanmar untuk meningkatkan produksi listrik dari 2.500 MW pada saat ini menjadi 30.000 MW pada tahun 2030.
“Bercermin pada pengalaman kami yang mendalam di bidang energi terbarukan, pembangkit listrik, air dan minyak & gas, kami memiliki kemampuan untuk mendukung tujuan tersebutdengan membawa keahlian yang mendalam dan luas tentang wilayah ini,” kata Pitak.