Jakarta, TAMBANG – Mining Industry Indonesia atau lebih dikenal MIND ID optimis RI bisa menjadi pemain utama dalam bisnis baterai kendaraan listrik alias electric vehicle (EV). Punya fasilitas pengolahan dari hulu sampai hilir dan bahan baku melimpah menjadi salah satu alasan untuk merealisasikan ambisi tersebut.
“Hampir ada semuanya. Ada timah, alumunium, tembaga, ada nikel dan Insyaallah ke depan akan ditemukan logam tanah jarang,” kata Direktur Utama MIND ID, Hendri Prio Santoso dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR, Rabu (12/4).
Menurut dia, MIND ID konsisten mendorong anak perusahaan mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik dengan maksimal. Terutama melalui Indonesia Battery Corporation (IBC), perusahaan patungan pelat merah yang khusus mengembangkan baterai EV.
“MIND ID mendorong melalui anak perusahaan dan cucu perusahaan dalam rangka mengembangkan ekosistem EV battery di Indonesia. IBC sendiri pemegang sahamnya ada 4 yaitu Antam, Inalum, Pertamina dan PLN dengan equal share holding proporsional,” ujar dia.
Kata Hendi, IBC juga punya tugas menjalin kerja sama dengan perusahaan potensial terutama di bidang teknologi. Adapun kegiatan dalam pengembangan proyek ini akan dilakukan dari hulu sampai hilir mencakup penambangan, refinery, pembangunan precursor dan katoda.
“Secara strategic investment holding, IBC nanti bertugas menjalin aliansi dengan potensial partner yang membawa teknologi pattent dan capital. Kemudian EV battery ekosistem yang akan dilakukan secara hulu sampai hilir mencakup kegiatan mining, refinery, pembangunan perkusor dan katoda,” ujar dia.
“Kemudian masuk ke battery cell, masuk ke kategorisasi power wheel cell atau two-wheel battery cell dan juga menyediakan pasokan yang sama untuk pembuatan under equipment manufacture EV battery,” imbuh dia.
Diketahui, IBC telah melakukan penandatanganan Framework Agreement bersama-sama PT Aneka Tambang Tbk dan PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd (CBL) untuk inisiatif proyek baterai kendaraan listrik (EV battery) terintegrasi pada tahun lalu.
Antam dan IBC juga menandatangani perjanjian serupa dengan LG Energy Solution (LGES). Perkiraan total nilai investasi dari kedua mitra ini mencapai sebesar USD 15 Miliar atau setara dengan Rp 215 Triliun.