Jakarta,TAMBANG,-Transisi energi menjadi fokus Pemerintah demi mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Berbagai langkah dilakukan terutama di sektor transportasi dan ketenagalistrikan. Di sektor ketenagalistrikan, Pemerintah terus mendorong untuk mengurangi konsumsi batu bara di pembangkit listrik. Selain menetapkan secara bertahap untuk pensiunkan pembangkit berbasis batu bara, Pemerintah juga melakukan berbagai langkah seperti co-firing dan mulai menjajaki penggunaan teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS).
Sementara di sektor transportasi dengan tujuan mengurangi konsumsi BBM, Pemerintah mulai membangun ekosistem kendaraan listrik. Terkait dengan pengembangan kendaraan listrik itulah, Indonesia memiliki keunggulan karena negara ini menyimpan potensi sumber daya nikel yang cukup besar. Sebagaimana diketahui, Nikel merupakan salah satu bahan baku penting untuk pembuatan baterai listrik. Selain itu produk tambang mineral lain yang dibutuhkan untuk kendaraan listrik pun ada di Indonesia.
“Indonesia sesungguhnya punya keunggulan dalam ketersediaan bahan baku sehingga bisa menjadi pemain penting dalam peta industri kendaraan listrik,”terang R Sukhyar dalam sebuah diskusi bertajuk Peran Pertambangan Dalam Transisi Energi dan Hilirisasi di Jakarta, Selasa (15/).
Menurutnya Hilirisasi pertambangan tidak hanya mendatangkan nilai tambah dari sisi produk tetapi akan membantu Pemerintah Indonesia untuk melaksanakan transisi energi. “Indonesia punya potensi energi baru dan terbarukan baik itu panas bumi, PLTS, Tenaga Bayu, Mini Hydro dan banyak lagi. Namun selama ini teknologi dan peralatannya masih diimpor. Dengan potensi sumber daya tambang yang kita miliki harusnya Indonesia bisa memproduksinya dalam negeri,”tandasnya lagi.
Terkait dengan itu, Ia pun mendorong BUMN Tambang yang tergabung dalam Holding tambang, MIND ID untuk mengambil peran ini. “MIND ID lewat anak usahanya memiliki kemampuan untuk menjadi motor penggerak dalam menyediakan teknologi dan peralatan yang dibutuhkan dalam mweujudkan transisi energi di Indonesia,”tandas mantan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara.
Menurutnya hal ini bisa dimulai dengan melakukan hilirisasi atas produk-produk tambang. “MIND ID jangan lagi bermain pada produk-produk antara tetapi diarahkan pada produk-produk yang lebih ke hilir bahkan sampai ke produk manufaktur. Karena kalau masih bermain di produk antara sudah tertinggal dari perusahaan-perusahaan yang ada sekarang. BUMN Tambang seharusnya mampu untuk hal itu,”terang R. Sukhyar yang pernah menjadi komisaris di PT Aneka Tambang,Tbk dan PT Timah,Tbk.
Tidak lupa, Sukhyar berpesan agar MIND ID harus lebih luwes dalam bergerak sehingga bisa memanfaatkan momentum ini dengan baik.
Sementara Ferdi Hasiman, Peneliti dari Aplha Research Database mengatakan bahwa sebagai bagian dari masyarakat global Indonesia memang harus melaksanakan transisi energi. “Apalagi saat ini mengurangi konsumsi BBM sudah menjadi keharusan karena selama ini negara kita ini tersandera oleh subsidi BBM. Makanya yang harus didorong adalah mengurangi konsumsi BBM dan gas diantaranya lewat kendaraan listrik,”ungkap Ferdi.
Ia juga menegaskan bahwa MIND ID dengan anak usahanya yang menguasai hampir semua sumber daya tambang mampu mewujudkan hal tersebut. “Sekarang sudah mulai terlihat lewat beberapa kerjasama yang dibangun dengan beberapa produsen kendaraan listrik kelas dunia. Jika ini berjalan tentu akan memberi manfaat yang lebih besar bagi negara. Selain mendatangkan nilai tambah juga mendukung upaya Pemerintah dalam melaksanakan transisi energi,”tutup Ferdi.