Jakarta-TAMBANG. Menteri BUMN Rini Soemarno meminta agar Komite BUMN Tambang sudah diketahui bentuknya pada akhir tahun 2016. “Tadi ada yang minta 3 tahun dari sekarang, kemudian saya tawarkan 2 tahun mereka setuju. Tetapi kemudian saya minta supaya akhir tahun sudah terbentuk,”kata Rini dalam sambutan usai menyaksikan kerjasama 4 BUMN tambang yakni PT Antam, PT Indonesia Asahan Aluminiun, PT Timah,Tbk dan PT Bukti Asam (Persero),Tbk. di Jakarta (8/1)
Indonesia menurut Rini memiliki potensi sumber daya tambang yang cukup besar. Itu yang membuat iri negara lain. Selama ini negara-negara tersebut membangun industri pengolahan dengan berharap pada pasokan bahan baku dari Indonesia. Ke depan Indonesia sudah harus melakukan proses atas produk-produk tambang hingga menjadi produk akhir.
“Kita bersama dapat melakukan pengembangan dan peningkatan usaha hilirsai sehingga perusahaan tambang kita menjadi semaki kuat dan menjadi pemain kelas dunia. Pemain dunia bukan sebagai penyuplai bahan baku tetapi sebagai penyuplai produk akhir,”kata Rini.
Menurut Rini Keputusan pembentukan Komite merupakan langkah strategis dimana lewat komite ini BUMN tambang bisa meningkatkan konsolidasi, menyamakan persepsi dan memanfaatkan kekuatan masing-masing BUMN tambang. “Sehingga pada akhirnya akan menjadi sebuah BUMN tambang terbesar tidak hanya di Indonesia tetapi di dunia,”ungkap Rini.
Rini akan mendorong kerja sama ini salah satunya untuk pengolahan hasil tambang menjadi produk akhir. Seperti diketahui selama ini salah satu sektor yang lemah di Indonesia adalah manufactur yang diantaranya terkait dengan proses peningkatan nilai tambah produk tambang. Padahal dari kegiatan peningkatan nilai tambah tersebutakan diperoleh manfaat yang lebih besar bahkan bisa mencapai 8 kali lipat.
“Saya sekarang senang melihat pak Winardi (Dirut PT Inalum,red) duduk bersama dengan pak Tedy (Dirut Antam). Mereka bisa melakukan kerja sama dalam pengolahan bauksit menjadi produk akhir. Antam punya tambang bauksit di Mempawah yang bisa dolah menjadi Grade Alumina yang bisa dimanfaatkan Inalum sebagai bahan baku di pabrik alumina. Sehingga pada akhrnya bisa menghasilkan produk dengan nilai yang tinggi dari bauksit ke grade alumina dan kemudian dari grade alumina menjadi aliminium,”kata Rini.
Rini pun menjelaskan bahwa kebutuhan alumina dunia terus meningkat. Saat ini aluminium tidak hanya dimanfaatkan di industri pesawat tetapi juga di industri automotif dalam pembuatan mobil. Rangka mobil yang terbuat dari aluminium akan membuatnya lebih ringan sehingga akan mengurangi pemanfaatan energi dalam hal ini bahan bakar sehingga bisa mengurangi emisi. “Indonesia punya bahan baku tinggal diolah tidak hanya menjadi produk antara seperti sekarang tetapi didorong untuk menjadi produk akhir,”tegas Rini.
Selain Antam dan Inalum, Rini juga menyebut peran PTBA sebagai produsen batu bara. Dalam upaya mendorong industri pengolahan produk tambang, energi menjadi sangat penting. Sejauh ini batu bara menjadi salah satu sumber energi yang kompetitif. “Kita punya PTBA, perusahaan yang bergerak di sektor perambangan batu bara. Sejauh ini batu bara menjadi salah satu sumber energi yang kompetitif, meski saat ini harga minyak sedang melemah. BUMN lain bisa bekerja sama dengan PTBA untuk ketersediaan listik,”ungkap Rini.
Selain itu ada juga PT Timah,Tbk salah satu produsen timah terbesar dunia. Indonesia merupakan negara dengan cadangan timah terbesar kedua dunia setelah Cina. “Jika PT Timah ingin membangun pabrik pengolahan bisa juga bekerja sama dengan PTBA,”katanya.
Rini pun yakin bahwa jika sinergi ini berjalan bagus akan terus meningkatkan kemampuan melakukan pengolahan hasil tambang menjadi produk akhir. Sehingga Indonesia menjadi kuat sebagai bangsa dan menolong dalam penyerapan tenaga kerja dan menghasilkan devisa. Akan ada banyak manfaat ganda yang ditimbulkan
Saat ini dan dalam beberapa bulan ke depan Komite Konsolidasi BUMN ini akan melakukan kajian secara menyeluruh. Berbagai opsi dipelajari, apakah nanti akan dalam bentuk subholding atau bentuk lainnya.
Karena pada akhirnya menurut Rini komite ini nantinya salah satunya mengarahkan BUMN tambang pada kemandirian finansial. Kalau hendak melakukan ekspnasi atau mengembangkan usaha tidak mengganggu APBN. BUMN bisa masuk ke pasar atau dengan pinjaman atau usaha berikutnya.