Jakarta, TAMBANG – Sebagai salah satu perusahaan tambang terbesar di dunia, PT Freeport Indonesia Tbk (PTFI) berkomitmen menerapkan inovasi teknologi digital mutakhir. Saat ini anggota Holding MIND ID tersebut sudah mengimplementasikan smart mining advanced technology.
Penggunaan teknologi ini diterapkan mulai dari data geologi atau eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, proses angkut hingga penjualan produk akhir ke calon konsumen. Di area kerja, Freeport Indonesia sudah memanfaatkan jaringan Internet of Things (IoT) meliputi sistem pemantauan perilaku berkendara, sistem kamera jalan tambang, sistem pemantauan seismic dan longsor, sistem pemantauan cuaca dan sistem peringatan dini banjir.
Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas menyebut pemanfaatan teknologi digital menjadi bagian penting dalam menjalankan operasionalnya agar lebih produktif dan efisien. Karena itu, penggunaan teknologi digital sudah menjadi suatu kebutuhan perusahaan bahkan sudah dilakukan sejak tahun 2006.
“PTFI telah menerapkan Advanced Digital Technology dalam operasional tambang bawah tanah melalui pengembangan sistem kendali jarak jauh menggunakan teknologi Wifi sejak tahun 2006. Pada akhir 2021, PTFI mulai berinovasi dengan menerapkan 5G Mining bekerja sama dengan Telkomsel,” ujar Tony Wenas dalam Indonesia Digital Mining Summit yang digelar Majalah TAMBANG, dikutip Senin (11/12).
Kerja sama 5G Mining yang dilakukan perusahaan dengan Telkomselmencakup dua aspek yaitu area operasi dan area publik. Area operasi terdiri dari 2 unit loader atau alat pengangkut bijih dalam terowongan ekstraksi 34 dan 35 di tambang Grasberg Block Cave (GBC).
“Dan bagaimana alat-alat loader bekerja sama dengan Caterpillar ini harus bisa dikendalikan secara jarak jauh. Ini membutuhkan biaya yang cukup besar,” ungkapnya.
Penerapan smart mining 5G network di area operasi Tambang Bawah Tanah Grasberg Block Cave sendiri meliputi remote testing area, Panel Ekstraksi 35W dan Panel Ekstraksi 34W. Ketiganya sudah dilakukan sejak tahun 2022.
Sementara penerapan di area publik mencakup kantor administrasi tambang bawah tanah, Bengkel Tera Shop, gedung perkantoran utama Tembagapura, dan gedung perkantoran Kuala Kencana.
Selain itu, PTFI juga sudah memanfaatkan kereta tanpa awak di tambang bawah tanah untuk mengangkut bijih atau material batuan. Lori ini dikendalikan di luar area tambang dengan menggunakan teknologi komputerisasi.
“Kita melakukan studi kereta tanpa awak ke Swedia untuk kita praktikkan. Tadinya kereta dengan awak, sekarang kita bikin tanpa awak,” jelasnya.
Bagi Tony, teknologi dan digitalisasi memiliki banyak manfaat mulai dari sisi operasional, pengambilan keputusan hingga mendeteksi dan mengatasi kondisi alam yang menantang.
“Manfaat teknologi digital meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, meningkatkan efisiensi dan produktivitas serta mengatasi keadaan alam yang menantang,” imbuhnya.