KUALA LUMPUR, TAMBANG. RENCANA perusahaan Malaysia untuk membangun pembangkit listrik tenaga uap 1.320 MW di Pulau Moheshkhali, Bangladesh, mendapat lampu hijau. Perusahaan itu merupakan patungan BUMN Tenaga Nasional Berhad (TNB) dan Powertek Energy Berhad. Biayanya diperkirakan mencapai RM 8 miliar (sekitar Rp 24,15 triliun).
Utusan Khusus Pemerintah Malaysia untuk Infrastruktur India dan Asia Selatan, Datuk Seri S. Samy Vellu mengatakan, Pemerintah Malaysia dan Bangladesh sudah menandatangani kesepakatan ihwal pembangunan proyek pembangkit itu. ‘’Setelah itu,tinggal pelaksanaan tender. Siapapun boleh masuk, termasuk pemasok dari Cina,’’ kata Samy Vellu.
Diberitakan oleh themalayonline.com, pembangkit itu dibangun di atas tanah reklamasi, akan menjadi pembangkit terbesar di Bangladesh. Menteri Keuangan Bangladesh, Abul Maal Abdul Muhith telah menyetujui proyek itu. Malaysia diharapkan menyumbang 70% biaya pendanaan, yang akan ditanggung bersama oleh TNB dan Powertek. Setiap hari dibutuhkan 11.000 ton batu bara.
Batu baranya akan diimpor dari Indonesia, Australia, Afrika Selatan, dan Mozambique. Bangladesh, bersama Vietnam, Srilangka dan Kamboja, merupakan pasar baru bagi batu bara Indonesia. Tahun lalu, pemerintah menargetkan produksi batu bara 450 juta ton. Sebanyak 350 juta ton diniatkan untuk ekspor. India dan Cina masih merupakan tujuan utama ekspor batu bara Indonesia.
Pulau Moheshkhali oleh Pemerintah Bangladesh diniatkan menjadi pusat kegiatan energi. Selain menjadi tempat bagi pembangkit listrik batu bara 10.000 MW, di pulau itu juga terdapat pembangkit listrik berbahan bakar gas, serta terminal LNG.
Foto: Datuk Seri Samy Vellu
Sumber foto: themalayonline.com