Jakarta-TAMBANG. Perusahaan penyedia jasa logistik PT Mitrabahtera Segara Sejati,Tbk (MBSS) telah memutuskan untuk menghentikan sementara (moratorium) pengangkutan batu bara ke Filipina. Hal ini terkait peristiwa pembajakan atas kapal pengangkut batu bara di Indonesia beberapa waktu lalu.
“Kami telah memutuskan untuk menghentikan sementara pengangkutan batu bara ke Filipina. Ini karena terjadinya situasi yang tidak aman setelah ada pembajakan kali kedua atas kapal pengangkutan batu bara,”tandas Direktur Utama PT Mitrabahtera Segara Sejati,Tbk Rico Rustombi, di Jakarta, Rabu (27/4).
Rico menjelaskan bahwa inisiatif ini diambil untuk menghindari pembajakan selanjutnya. “Kita juga turut simpati pada perusahaan yang mendapat musibah dan berharap tidak terjadi pada perusahaan lain termasuk kami. Sementara ini kami tidak melayani rute tersebut,”jelasnya.
Terkait sampai berapa lama Rico mengaku sejauh ini tidak ada batas waktu namun semua itu tergantung pada situasi. “Jika sudah kembali kondusif pihaknya akan kembali melayani rute tersebut,”katanya lagi.
Rico juga menjelaskan bahwa permintaan batu bara Filipina tidak besar namun margin yang diberikan cukup menarik. “Dari sisi margin cukup menarik namun secara volume tidak banyak,”katanya lagi. Ini karena batu bara hanya dikonsumsi oleh pembangkit dengan kapasitas kecil antara 5 MW sampai 10 MW. Bahkan ada pembangkit yang dibangun hanya dengan kapasitas 2MW.
Karena jumlahnya yang tidak besar itulah maka moda angkutan yang digunakan adalah tug and barging. “PLTU tidak seperti di Indonesia. Di sana hanya skala kecil dan tersebar di beberapa wilayah. Dengan kebutuhan 150 ton per tahun sehingga sebulan sekitar 15 ribu ton maka lebih efisien menggunakan tug and barging,”jelas Rico usai RUPST PT Mitrabahtera Segara Sejati,Tbk (MBSS.