Muara Enim, TAMBANG – Sanggar Tari dan Musik Metanika binaan PT Pamapersada Nusantara (PAMA) lewat program corporate social responsibility (CSR), berhasil meraih juara pertama di ajang Harmanfolk Festival and Competition Turki 2022. Perwakilan satu-satunya dari Indonesia ini berhasil mengalahkan 15 peserta dari 8 negara.
“Kami turut berbangga hati karena bisa membawa harum nama Indonesia, Alhamdulillah apa yang PAMA lakukan bisa berkontribusi buat masyarakat, khususnya di Muara Enim,” kata Security and External Relation Section Head PAMA Head Office (HO), Pangarsa Budi Utama saat berkunjung ke sanggar beberapa waktu lalu.
Budi menyebut bahwa perusahaan berkomitmen untuk mendukung dan mendorong segala aktivitas masyarakat di sekitar tambang termasuk soal kebudayaan. Dalam lawatannya ini, Budi juga menyampaikan bahwa PAMA memberi bantuan berupa sarana dan prasarana penunjang. Serah terima bantuan dilakukan secara simbolis.
“Dewasa ini perkembangan kesenian daerah kian terhimpit seiring dengan cepatnya laju perkembangan zaman di era modernisasi dan globalisasi. Untuk itu, diperlukan usaha pelestarian agar tidak punah ditelan zaman,” beber Budi.
Koreografer Tari, Nining Fransiska turut mengapresiasi apa yang dilakukan kontrakktor tambang batu bara milik PT Bukit Asam ini. Kata Nining, bantuan dari PAMA tidak hanya sarana dan prasarana, tapi juga dana binaan yang diberikan setiap bulan.
“Selain bantuan kostum, aksesoris, PAMA juga selalu memberikan kita support berupa dana binaan per bulannya dan kita gunakan untuk proses. Kami ucapkan terima kasih, dengan bantuan tersebut kami bisa go internasional dan alhamdulillah Juara satu pas di Turki” ungkapnya.
Nining kemudian menceritakan pengalamannya sewaktu lomba di negara Transkontinental tersebut. Saat itu, dia dan 7 penari lainnya membawakan tarian medley alias perpaduan sejumlah tarian Nusantara yang terdiri dari tarian khas Sumatra Selatan, khas Muara Enim dan tarian Papua.
“Jadi pada saat itu tampilan kami kemas menjadi tarian medley dengan mengkombinasikan atau menyatukan tiga jenis tarian, pertama tarian Gending Sriwijaya, tarian simbol keagungan dari Kerajaan Sriwijaya, Sumatra Selatan, tarian lokal Kawe Semende dan tari dari Papua,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Sanggar Tari dan Musik Metanika berdiri sejak tahun 2011 di bawah pimpinan Hj Meitri Taufik. Sanggar yang memiliki anggota 90 orang ini mulai dibina oleh PAMA distrik MTBU sejak tahun 2018 dan telah mengukir berbagai prestasi baik ditingkat lokal, nasional, maupun internasional.
Selain mengikuti berbagai kompetisi, Sanggar Tari dan Musik Metanika juga mempunyai program “Goes to School” sebagai wujud peduli guna memperkenalkan seni dan menimbulkan kecintaan terhadap budaya di kalangan anak sekolah. Kegiatan ini membuka peluang yang sangat besar kepada anak-anak yang tertarik untuk ikut bergabung menyalurkan minat dan bakatnya di bidang seni tari.