Kuala Lumpur, TAMBANG. MALAYSIA tengah mengupayakan penghentian tambang bauksit akibat prihatin terhadap dampaknya bagi lingkungan. Seorang anggota kabinet yang tak mau disebutkan namanya mengatakan hal itu kepada kantor berita Reuters, dan beritanya muncul di koran The Himalayan, kemarin. Penghentian ekspor akan memutus pasokan bahan baku aluminium itu ke Cina.
Industri tambang tumbuh seolah tanpa peraturan, dalam dua tahun terakhir, untuk memenuhi permintaan bahan baku dari Cina. Tambang makin marak menyusul pelarangan ekspor mineral mentah oleh Pemerintah Indonesia.
Akibat tambang bauksit itu, air di sepanjang pantai di Malaysia bagian timur memerah. Pekan lalu, ketika wilayah itu dilanda hujan lebat selama dua hari, air sungai dan jalanan menjadi merah akibat tanah sisa tambang yang terangkut air hujan.
Kabinet menginginkan tambang bauksit itu sementara dihentikan, hingga pengaturan tata cara menambang, perizinan, serta perlindungan lingkungan, dapat diatur dalam sebuah kebijakan yang terpadu.
‘’Gagasannya, tambang dihentikan sementara sampai semua beres. Tapi yang utama, perizinan adalah urusan negara,’’ kata sumber itu.
Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, telah memerintahkan menteri sumber daya alam untuk memecahkan urusan tambang itu dengan pemerintah Kuantan, negara bagian ketiga terbesar di Malaysia, dan para produsen utama.
Perairan dan lautan dekat Pahang –ibukota Kuantan—berwarna merah, awal pekan lalu, akibat air hujan yang mengalir membawa tanah sisa-sisa tambang dan dari timbunan bauksit.
Pemerintah Pahang menyalahkan penambang liar. Kata Mohd Soffi Abd Razak, pejabat pemerintah yang mengurusi lingkungan, polusi itu disebabkan ulah penambang liar. Bukan oleh perusahaan yang tambangnya berizin.
Tambang bauksit bermunculan di Malaysia sejak 2014, terutama di Kuantan, negara bagian yang menghadap Laut Cina Selatan.
Jumlah yang diekspor cenderung bertambah, untuk mengisi kekosongan akibat pelarangan ekspor mineral mentah oleh Pemerintah Indonesia. Produsen aluminium utama dari Cina kemudian mencari sumber pasokan dari negara lain.
Selama 11 bulan pertama tahun 2015, Malaysia mengekspor lebih dari 20 juta ton bauksit ke Cina, naik 700% ketimbang tahun sebelumnya. Padahal pada 2013 hanya mengekspor 162.000 ton.
Truk pengangkut bauksit melaju di jalanan yang memerah. Sumber: The Malaysian insider.
Bertambahnya ekspor itu menimbulkan efek samping pada lingkungan, yang menimbulkan protes dari warga.
Sumber foto: The Malaysia Insider