JAKARTA, TAMBANG – PT Intraco Penta Tbk (“INTA”) emiten penyedia alat berat/alat konstruksi dan pendukungnya berhasil mencatatkan pertumbuhan penjualan alat berat hingga November 2021. Kenaikan tersebut salah satunya didorong oleh meningkatnya penjualan alat berat merek LiuGong.
Hingga November 2021, penjualan alat berat INTA tercatat sebesar Rp 247,1 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 19 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sementara penjualan alat berat merek LiuGong tercatat sebesar Rp 100,1 miliar, atau mengalami peningkatan mencapai 559 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020.
Direktur INTA, Eddy Rodianto mengungkapkan bahwa dengan pertumbuhan yang menggiurkan tersebut, INTA optimis penjualan alat beratnya akan tambah meningkat hingga akhir tahun. Apalagi, kata Eddy, selain sektor pertambangan, alat-alat berat tersebut juga banyak diminta oleh sektor lain seperti sektor pertanian, kehutanan, perkebunan dan lain-lain.
“Kami bersyukur menuju akhir tahun 2021 ini penjualan alat berat INTA mulai pulih dan menunjukan tren yang positif. Peningkatan penjualan alat berat ini juga didorong oleh meningkatnya permintaan untuk sektor di luar pertambangan seperti sektor pertanian, kehutanan, perkebunan, industri umum, infrastruktur, transportasi, dan migas,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (29/12).
“Hingga akhir November 2021, penjualan alat berat di luar sektor tambang meningkat sebesar 25%. Kami optimis hingga akhir tahun, penjualan alat berat masih akan melanjutkan tren yang baik, seiring dengan mulai membaiknya perekonomian dan berjalannya proyek-proyek infrastruktur di Indonesia,” imbuhnya.
Sementara itu, dari sisi kinerja hingga Kuartal III-2021 INTA Group mencatatkan pendapatan sebesar Rp443,8 miliar. Pendapatan INTA per September 2021 masih didominasi oleh penjualan alat berat dan juga suku cadang. Meski demikian, INTA terus mengupayakan perbaikan kinerja untuk semua lini bisnis dimasa mendatang.
Hal ini sejalan dengan upaya konsolidasi bisnis yang masih akan terus dijalankan Perseroan dalam membantu seluruh anak usahanya, termasuk salah satu anak usahanya yaitu IBFN dimana Perseroan membantu untuk mendapatkan investor baru dan memperbaiki kinerja di tahun-tahun berikutnya.
Lebih lanjut Eddy menjelaskan, ke depan INTA akan terus menangkap peluang- peluang baru tidak hanya dari bisnis penjualan alat berat, namun juga dari lini bisnis lain seperti lini bisnis fabrikasi dan infrastruktur, serta lini bisnis pembangkit listrik. Dari lini bisnis fabrikasi dan infrastruktur melalui anak usahanya PT Columbia Chrome Indonesia (CCI), pada tahun 2022 akan terus melanjutkan proyek tol Solo-Yogya. Selain itu, CCI juga akan mulai memasuki proyek migas seperti pembuatan Pertashop/Fabricator, dan pembuatan Tangki Kompresor tekanan tinggi.
“Disamping terus memperkuat core bisnis, kami juga akan mengoptimalkan dan mendorong kinerja dari semua lini bisnis dan anak usaha. Selain menangkap peluang baru dari bisnis fabrikasi dan insfrastruktur, lini bisnis pembangkit listrik kami juga telah beroperasi secara penuh dan dapat memenuhi kontrak penjualan kepada PLN. Diharapkan dengan proyek-proyek baru yang akan dijalankan, dan kinerja yang baik dari masing-masing anak usaha dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap kinerja INTA ke depan,” tutup Eddy.