Jakarta, TAMBANG – Konsumsi listrik DKI Jakarta saat libur Idul Fitri 1439 H, diperkirakan turun hingga mencapai 2.500 Mega Watt (MW). Penurunan ini, tercatat sebesar 50 persen dari beban puncak rata-rata per hari yang mencapai 5.000 MW.
“Konsumsi listrik Jakarta turun 2.500 MW saat lebaran. Biasanya beban puncak DKI Jakarta mencapai 5.000 MW di siang hari dan 4.800 MW di malam hari. Kita prediksikan saat libur lebaran konsumsi listrik DKI Jakarta seperti tahun-tahun sebelumnya akan turun sampai 2.500 hingga 3.000 MW,” ujar GM PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya (Dis Jaya), M. Ikhsan Asaad, dalam keterangan resmi ESDM, Rabu (13/6).
Penurunan konsumsi listrik ini, lanjut Ikhsan sudah diantisipasi PLN. Penurunan tersebut akibat tutupnya industri-industri dan bisnis yang tutup tidak melakukan aktifitas seperti biasanya.
Pasokan listrik DKI Jakarta disuplai oleh tujuh Sub Sistem (500/150KVa). Kapasitas total pasokan listrik DKI Jakarta mencapai 11.353 MW yang disalurkan ke 55 gardu induk 150/20 kV dan 1 gardu induk 70/20kV. Pasokan listrik DKI Jakarta terhubung dengan kabel interkoneksi dan cadangan yang tersedia mencapai 8.000 MW.
Berdasarkan perkiraan PLN, beban jelang malam Takbir adalah sebesar 2.818 MW di siang hari dan 2.922 MW pada malam hari. Sementara beban saat hari H lebaran Idul Fitri diprediksi sebesar 2.527 MW pada siang hari dan 2830 MW pada malam hari.