Jakarta, TAMBANG -The Institute for Energy Economic Financial Analysis (IEEFA) menilai rencana Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mengeluarkan obligasi global, tidak akan berjalan dengan mulus. PLN berupaya mencari dana dari investor dengan menerbitkan obligasi hingga USD1 miliar.
Salah satu temuan IEEFA, PLN menanggung kerugian operasional selama empat tahun terakhir rata-rata USD2,1 miliar per tahun. Selama 2014-2017, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menggelontorkan dana hingga USD22,9 miliar untuk mensubsidi keuangan PLN, akibat biaya bahan bakar dan Independent Power Producer (IPP) yang terus meroket.
“Tanpa subsidi dari pajak, PLN bukanĀ tempat yang tepat untuk investasi,” ungkap Melisa Brown dalam acara bertajuk ‘PLN: Out of Step With Global Trends’ di Jakarta, Rabu (18/4).
Selain itu, rencana PLN yang sangat bertumpu pada pembangkit batu bara akan menyebabkan resiko keuangan jangka panjang. Sehingga membutuhkan dukungan terus menerus dari Kemenkeu.
Lantas bagaimana semestinya yang dilakukan PLN terkait rencana menggaet investor tersebut ?
“Bond investor itu mereka sebenarnya tidak merasa harus membeli surat hutang atas apapun. Mereka hanya melakukan apabila memang simple economic turn. Hutang mereka bisa dibayar dengan bunga yang cukup. Jadi (intinya) PLN harus bisa meyakinkan mereka,” papar Melisa.
Hal senada disampaikan juga oleh analis energi IEEFA lainnya, Elrika Hamdi, yang menyoroti soal kebijakan tarif listrik tidak dinaikkan hingga 2019. Padahal bahan baku terus merangkak naik. Tentu hal ini akan semakin menekan keuangan PLN.
“PLN harus membeli IPP, yang mayoritas batu bara. PLN membayar biaya-biaya yang terus meningkat sementara harga bahan baku terus meningkat,” ujar Elrika.
Menurutnya, pemberi pinjaman akan menghitung, pinjaman ini digunakan untuk apa? Lalu akan menghasilkan laba berapa? Dan dari penghasilan itu, apakah bisa menggantikan pinjaman?
“Artinya, tarif (listrik) harus naik atau subsidi naik. Dengan begitu PLN bisa menaikkan everage, dan dapat pinjaman,” kata Elrika.
Asal tahu saja, IEEFA merupakan lembaga penelitian yang khusus menganalisa sektor ekonomi dan finansial yang terkait dengan energi dan lingkungan