Jakarta – TAMBANG. Menteri ESDM Sudirman Said secara khusus ikut mengekspresikan rasa belasungkawanya atas kepergian Mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew.
Mengawali acara peluncuran dan sosialisasi terkait mandatori bahan bakar nabati di kantornya, Senin (23/3), Sudirman mengajak segenap hadirin mengheningkan cipta sejenak untuk mengenang Lee Kuan Yew.
Sudirman mengaku terkesan dengan sosok kepemimpinan visioner Lee, yang mangkat Senin (23/3) dini hari di Singapore General Hospital.
“Singapura memang bangsa yang tidak punya apa-apa. Yang diperlukan Singapura adalah bagaimana mendidik masyarakatnya untuk setara dengan bangsa lain, dan bagaimana melayani dunia,” ujar Sudirman, menirukan salah satu pidato kenegaraan Lee yang diingatnya.
Kemiskinan sumber daya energi dan mineral memang justru menjadi titik tolak bagi Lee untuk membawa negeri mungil itu menjadi bangsa yang makmur. Kini, justru Singapura menjelma sebagai salah satu ibukota perdagangan dunia, termasuk perdagangan energi. Sebut saja harga solar, yang berkiblat pada Means of Platts Singapore (MOPS).
“Tidak ada penerbangan internasional yang tidak melintasi Singapura. Tidak ada kantor penting yang tidak berkantor di Singapura, dan tidak ada perusahaan energi yang tidak berkantor di Singapura,” Sudirman bertutur.
Ia pun menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin yang bisa bersikap tegas seperti Lee Kuan Yew.
“Perlu keteguhan melawan kebobrokan, ketertinggalan, dan kesewenang-wenangan,” tandasnya.