Jakarta, TAMBANG – Proyek pembangunan smelter AMMAN yang dilakukan oleh PT Amman Mineral Industri (AMIN) menjadi penyumbang realisasi investasi terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada periode 2022 lalu.
Realisasi investasi NTB pada tahun 2022 mencapai Rp 21,606 triliun, di mana realisasi ini melampaui target nasional dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebesar Rp 18,5 triliun dan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPMJD) sebesar Rp 15,4 triliun.
Presiden Direktur Rachmat Makkasau mengatakan bahwa capaian tersebut menggambarkan komitmen perusahaan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
“Pencapaian ini merupakan hasil kolaborasi bersama di mana kami melihat dukungan yang sangat besar terhadap pembangunan smelter, baik dari pemerintah pusat maupun daerah,” ujar Rachmat, Rabu (1/2).
Dia berharap dukungan dari pemerintah terus diberikan kepada perusahaan agar proyek smelter tetap dapat berjalan secara paralel dengan kegiatan bisnis operasional. Sehingga proyek-proyek besar lain yang akan meningkatkan nilai investasi dapat terealisasi.
“Selain untuk mendukung Provinsi NTB untuk mencapai target investasi tahun 2023, hal ini juga senada dengan pernyataan dari Kemenko Perekonomian, Bapak Airlangga Hartarto, pada Senin kemarin, yang akan terus mendorong realisasi Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan menyelesaikan hambatan terkait perizinan bagi investasi,” kata Rachmat.
Melihat dari capaian hasil verifikasi semester lalu, smelter AMIN telah mencapai angka 47 persen. Capaian ini didasari perhitungan realisasi anggaran kebutuhan untuk smelter, yang meliputi pembangunan fisik dan juga pembelian peralatan dan mesin untuk operasional.
Nilai investasi yang telah dikeluarkan setara dengan USD 466 juta dari total US$ 982 juta. Hal ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk melanjutkan pembangunan smelter.
“Namun demikian, kendala pandemi COVID-19 dan krisis energi di Eropa, yang merupakan faktor eksternal, menyebabkan kendala logistik dan mobilisasi sumber daya manusia (SDM), sehingga target penyelesaian smelter di tahun 2023 tidak akan dapat terlaksana. Smelter AMMAN ditargetkan selesai pada tahun 2024,” jelasnya.
Beberapa waktu lalu, AMMAN juga telah mengadakan pertemuan dengan Pemerintah NTB guna menjelaskan mengenai capaian serta rencana bisnis operasional perusahaan pada tahun 2023. Dalam kesempatan tersebut, Rachmat menyampaikan bahwa serapan sumber daya manusia (SDM) untuk berbagai proyek sejak tahun 2021 meningkat hingga 35%, di mana hampir 75%-nya berasal dari NTB.
Untuk diketahui, berdasarkan akumulasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA), Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) berada di urutan pertama dengan total realisasi investasi senilai Rp 14,61 triliun, disusul Kabupaten Dompu sebesar Rp 3,28 triliun, dan Kota Mataram Rp 1,60 triliun.
Dalam konferensi pers yang diadakan beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) NTB Muhammad Rum mengatakan bahwa target investasi yang dibebankan ke Pemprov NTB untuk tahun 2023 semakin tinggi lagi, mencapai Rp 22 triliun.
“Investasi dari smelter yang digarap AMIN menjadi penyumbang terbesar dari Kabupaten Sumbawa Barat untuk realisasi investasi NTB di tahun lalu, begitu pula di tahun 2023. Berbagai upaya akan dilakukan dalam mencapai target realisasi investasi, di antaranya adalah memberikan kemudahan dalam perizinan kepada investor agar menanamkan modalnya di NTB,” katanya.
“Selain itu, kami juga melakukan pembinaan, pengawasan, dan percepatan realisasi bagi investor terutama proyek strategis nasional, salah satu contohnya adalah smelter,” jelas Rum.