Yogyakarta – TAMBANG. Bukan tanpa alasan pemerintah memilih lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Pantai Samas di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai tempat peluncuran Program 35.000 MW. Ini menjadi janji pemerintah untuk memanfaatkan potensi energi baru terbarukan secara optimal, untuk menciptakan kemandirian energi Indonesia.
Komitmen itu diungkapkan oleh Menteri ESDM, Sudirman Said, yang ikut mendampingi Presiden Joko Widodo dalam peresmian Program 35.000 MW, Senin (4/5). Bersamaan dengan acara itu, Presiden dan Menteri ESDM juga menyaksikan penandatanganan perjanjian jual beli listrik yang akan diproduksi dari PLTB Samas, serta peletakan batu pertama PLTA Jatigede di Jawa Barat.
“Pembangunan pembangkit berbasis energi terbarukan seperti PLTB Samas dan PLTA Jatigede adalah sebagian kecil dari keseluruhan program,” ujar Sudirman.
PLTB Samas disebut Sudirman akan menjadi pembangkit listrik tenaga angin terbesar di Indonesia. Dengan 30 turbin angin yang akan dipasang, nantinya bisa dipanen 50 MW listrik. Proyek ini ditargetkan bisa rampung pada tahun 2018 mendatang, dengan nilai investasi sekitar Rp 2 triliun.
“Ini bisa jadi obyek wisata juga. Di bawah turbin nanti juga akan ada perkebunan yang hijau, karena PLTB tidak merusak lingkungan. Hanya memanfaatkan sumber anginnya saja,” Sudirman menambahkan.
Ia pun mengingatkan bahwa sumber-sumber energi fosil berupa minyak, gas, dan batu bara perlahan tapi pasti akan menemui batas akhirnya. Jika tidak ditemukan cadangan baru, maka cadangan minyak kita tinggal tersisa untuk 12 tahun. Sementara cadangan gas dan batu bara masing-masing pun akan habis dikonsumsi untuk masa 30 tahun dan 50 tahun ke depan.
“Karena itu, menjadikan sumber energi terbarukan sebagai tumpuan masa depan kiranya bukanlah merupakan pilihan, melainkan suatu keharusan. Dengan alasan itu pula dipilih lokasi pembangunan tenaga listrik berbasis energi terbarukan,” pungkasnya.