New York, Jakarta—TAMBANG. EXXON Mobil Corp kemarin mengumumkan mencapai laba kuartalan yang terendah selama satu dekade. Untuk itu, Exxon akan memangkas anggaran belanjanya sebanyak 25%, dan menunda rencana pembelian kembali sahamnya yang terpuruk akibat harga minyak jatuh.
Exxon merupakan perusahaan yang sahamnya paling banyak diperdagangkan di bursa. Menyusul berita buruk itu, harga saham Exxon turun 3,6% di Bursa New York. Entah kebetulan atau tidak, harga minyak juga turun 4,2%.
Harga minyak mentah anjlok hingga sekitar 70%, semenjak 2014. Ketika itu harga minyak mencapai di atas US$ 100 per barel. Kini harga minyak di kisaran US$ 30, memicu penghematan oleh perusahaan minyak.
‘’Kami telah membangun bisnis ini untuk jangka panjang, dan kami mempersiapkan diri agar bisa tetap bergerak meski harga rendah,’’ kata Jeff Woodburry, Kepala Hubungan Investor Exxon.
Exxon memperkirakan belanja modal tahun ini mencapai $23,2 miliar, turun 25% dibanding tahun lalu. Untuk menghemat, Exxon menunda rencananya membeli kembali sahamnya, untuk memberi uang tunai bagi investor. Ini merupakan hal yang tak pernah dilakukan Exxon dalam 15 tahun terakhir.
Meski demikian, seorang analis minyak, Brian Youngberg, menilai apa yang menimpa Exxon masih lebih baik ketimbang perusahaan raksasa energi lainnya, BP. ‘’Produksi minyak dan gas Exxon lebih bagus dari yang direncanakan. Perusahaan juga telah memperbaiki operasinya, tahun ini,’’ katanya.
BP kemarin juga mengumumkan rugi pada 2015 mencapai US$ 6,5 miliar, kerugian terbesar yang pernah dicapai. Chevron Corp, Jumat sebelumnya juga mengumumkan rugi.